Pamekasan, mediajatim.com — RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan menerima kunjungan sejumlah awak media, Rabu (21/5/2025) siang.
Mereka datang untuk mewawancarai RSUD Smart terkait Layanan Hemodialisis (Hd). Turut hadir Wakil Ketua DPRD Pamekasan Moh. Khomarul Wahyudi.
“Hari ini ada pasien gagal ginjal yang tidak tertolong karena sulitnya mendapat akses layanan Hd bahkan di rumah sakit lain juga sama. Kami tidak ingin ini terulang akibat kebijakan dihapusnya kebijakan sif 4 di RSUD Smart,” kata wartawan Kabar Madura M. Khairul Umam, Rabu (21/5/2025).
Menurut Khairul, masalah yang dihadapi pasien gagal ginjal tidak hanya kesulitan mencari akses layanan Hd, namun juga biaya yang tidak sedikit dan menguras tenaga jika harus ke luar kota.
Sehingga akan lebih mudah dan pasien cepat ditangani jika dilakukan di rumah sakit daerah terdekat seperti di RSUD Smart Pamekasan.
Menanggapi itu, Direktur RSUD Smart Pamekasan dr. Raden Budi Santoso menjelaskan bahwa sebenarnya sangat memungkinkan untuk sif 4 dibuka kembali dan dilanjutkan karena satu siklus cuci darah membutuhkan waktu minimal empat jam.
“Satu siklus Hd berdurasi 4-6 jam. 3 sif hanya perlu 12 jam mesin Hd beroperasi. Sehingga memungkinkan untuk dibuka layanan Hd sif 4. Memang betul mesin Hd perlu dibersihkan dalam pemakaian di setiap harinya, namun tetap memungkinkan jika hanya 4 jam satu kali Hd,” jelasnya.
Akan tetapi, layanan Hd sif 4 yang sempat dibuka harus dihentikannya karena BPJS menilai layanan ini tidak sesuai panduan cuci darah Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri).
“Pernefri memberlakukan aturan bahwa satu kali Hd 6 jam. Ini kami berlakukan untuk sif 1, 2 dan 3. Sedangkan pada sif 4 hanya 4 jam. Sisa waktunya kami gunakan untuk membersihkan alat. Akibat hal ini kemudian sif 4 dianggap tidak sesuai regulasi,” tambahnya.
dr. Budi juga menegaskan bahwa tidak ada niatan RSUD untuk melanggar peraturan yang berlaku pada saat membuka sif 4 pada November 2024 lalu.
“Itu kami buka karena alasan kemanusiaan agar tidak ada pasien gagal ginjal yang kehilangan nyawa karena tidak segera mendapat pertolongan melalui layanan Hd ini,” paparnya.
Untuk itu, dr. Budi menawarkan solusi bagi pasien yang tidak menemukan tempat untuk cuci darah atau Hd dan menunjukkan kondisi kedaruratan untuk segera dirujuk ke IGD RSUD Smart.
“Untuk selanjutnya dirawat inap agar dapat melakukan Hd dengan mesin khusus emergency,” tuturnya.
Sementara Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pamekasan Nuzuludin Hasan juga ikut mendukung apabila RSUD Smart membuka kembali layanan Hd sif 4 meskipun tidak sesuai dengan aturan Pernefri.
“Ini merupakan solusi jangka pendek hingga akhirnya ditemukan solusi yang lebih tepat untuk jangka panjangnya. Namun perlu dipahami bahwa, BPJS Kesehatan tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal di luar kapasitasnya sebagai penjamin, risiko ditanggung oleh pasien,” katanya.
Namun, dia tetap merekomendasikan agar pasien yang tidak mendapatkan layanan Hd untuk dirawat inap sebagaimana yang dipaparkan oleh RSUD Smart Pamekasan.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Moh. Khomarul Wahyudi mengaku siap membantu awak media dan masyarakat untuk mengawal persoalan ini k eksekutif atau bupati.
“Agar juga diperoleh solusi konkret dari Pemkab sebagai penanggung jawab atas layanan fasilitas kesehatan yang diberikan RSUD Smart,” ujarnya.(fit/ky)