web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Kuota Impor Ayam Indukan Tak Adil, Unjuk Rasa Marak

Media Jatim

MediaJatim.com, Kediri — Unjukrasa yang marak dilakukan para peternak ayam belakangan ini di berbagai daerah, menjadi perhatian Ketua Umum Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah), HM Al Khaqqoh Istifa.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Menurutnya, unjuk rasa tersebut bisa dimafhumi karena “prahara” yang mereka alami benar-benar bisa membuat usahanya bangkrut jika pemerintah tak segera mengambil tindakan.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Salah satu prahara tersebut adalah terjadinya ketidak adilan dalam pembagian kuota impor Grand Parent (ayam indukan). Sementara di sisi lain, harga pakan ternak melambung setinggi langit.

“Jadi itu merupakan akumulasi dari sekian persoalan yang mendera para peternak ayam, dan itu terkesan dibiarkan, tak ada penanganan oleh pihak-pihak terkait,” tukasnya kepada MudiaJatim.com di Kediri, Ahad (2/8).

Ia menguraikan, saat ini kandang para peternak ayam terancam kosong karena DOC (anak ayam) yang merupakan turunan dari ayam indukan, sulit didapat.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Penyebabnya karena pembagian kuota impor ayam indukan, tidak merata. Dari 14 perusahaan impor ayam indukan, dua perusahaan diantaranya menguasai kuota impor sebanyak 63 persen. Sisanya dibagi untuk 12 perusahaan lainnya.

Baca Juga:  KPK RI Cegah Empat Pimpinan DPRD Jatim ke Luar Negeri Selama Enam Bulan

“Mereka menguasai pasar, harga mereka yang ngatur. Ini ‘kan repot,” jelasnya.

Ayam indukan sudah sulit didapat, jagung sebagai bahan baku pakan ternak, mengalami kelangkaan. Karena langka, maka pakan ternak menjadi begitu mahal. Menurut Gus Khaqqoh, dua hal tersebut jelas merupakan pukulan telak bagi para peternak ayam.

“Saya malah curiga ini memang ada sutradaranya, karena belakangan juga saya dengar kelebihan jagung kita malah diekspor,” urainya.

Karena itu, ia meminta kementerian terkait harus segera turun tangan sebelum peternak ayam benar-benar hancur. Kalau mereka kolaps, maka masyarakat juga yang dirugikan. Dua hal tersebut tidak bisa disepelekan, karena bisa menjadi bom waktu.

“Kami hanya pemerintah tolong itu semua diatasi,” tuturnya.

Reporter: Abdul Razaq

Redaktur: Sulaiman