MediaJatim.com, Jember-Dalam beberapa tahun terakhir ini, seolah tiada bulan tanpa operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). OTT tersebut menyasar sejumlah pejabat penting negara, mulai dari bupati hingga gubernur lantaran korupsi atau gratifikasi. Mahalnya biaya politik disebut-sebut sebagai biang kerok terjerambabnya para pejabat dan politisi ke dalam jurang korupsi.
“Itulah sebabnya, NasDem mempekenalkan budaya baru, yaitu politik tanpa mahar,” tukas Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Sri Sayekti Sudjunadi saat memberikan pengarahan dalam Silaturrahim Restorasi dengan Tokoh Masyarakat di rumah makan Lestari, Ahad (25/11) malam.
Menurutnya, filosofi politik tanpa mahar adalah untuk menekan biaya pengeluaran para calon anggota legislatif (Caleg) dan calon pejabat negara. Sehingga dengan begitu diharapkan ketika mereka terpilih, bisa fokus untuk bekerja tanpa terbebani hutang yang harus dibayar.
“Ini (politik tanpa mahar) sebenarnya adalah jawaban (solusi) dari semakin merajalelanya korupsi,” jelasnya.
Bunda Jenet, sapaan akrabnya, menegaskan pihaknya akan terus mempertahankan budaya politik tanpa mahar. Ia yakin dengan budaya itu, koruspi dan gratifikasi yang terbukti menyengsarakan bangsa, bisa ditekan.
“Tapi kenapa politik tanpa mahar belum bisa mengurangi korupsi, karena NasDem belum besar,” ungkapnya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: A6