web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Simulasi Penanggulangan Tsunami di Pesanggaran Diwarnai Aksi Demo Tolak Tambang

Media Jatim

Mediajatim.com, Banyuwangi – Simulasi penanggulangan bencana tsunami di Pantai Mustika Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran diwarnai kericuhan.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Peristiwa yang terjadi Sabtu (5/1) siang tersebut bermula dari aksi warga yang getol menolak tambang berinisial DT. Saat Kapolda Jawa Timur dan jajarannya tengah berfoto bersama Bupati Banyuwangi, dia membagi- bagikan stiker tolak tambang emas yang dikelola PT. Bumi Suksesindo. Karena dianggap mengganggu, dia sempat diamankan dan dilepas kembali oleh petugas.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

DT ke sejumlah media mengatakan, aksinya itu didorong oleh keinginannya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat yang selama ini menolak adanya tambang emas Tumpangpitu kepada Gubernur Jawa Timur, Bupati Banyuwangi, Kapolda Jawa Timur dan Pangdam Jaya, yang diperkirakan hadir dalam acara simulasi tsunami di Pancer.

“Sticker tolak tambang yang saya bagikan ada tiga permintaan,” terangnya.

Menurutnya isi permintaan itu antara lain, minta dibatalkanya ijin usaha pertambangan milik PT. DSI dan dibatalkanya ijin usaha pertambangan milik PT. IMN yang hingga saat ini belum dibatalkan meski sudah tidak mengelola lagi, dan meminta dibatalkan juga ijin usaha pertambangan milik PT. Bumi Suksesindo.

“Bagaimana lagi, aspirasi masyarakat tidak pernah didengar oleh para pemerintah, makanya saat ada pejabat – pejabat Jawa Timur ya kita bagikan stiker ini, biar tahu aspirasi masyarakat sekitar,” ujarnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Dia menilai, keberadaan perusahaan pertambangan emas di Tumpangpitu tidak ada manfaat bagi warga di sekitarnya. Bahkan cenderung merugikan, karena dampak pertambangan dapat merusak lingkungan yang sudah dirasakan oleh para nelayan Pancer, yang mengeluh hasil tangkapan ikan menurun sejak adanya pertambangan emas tersebut.

Baca Juga:  Akses Internet di Masalembu Lemot, Diskominfo Sumenep: Tak Bisa Disamakan dengan Darat!

“Pertambangan ini tidak bermanfaat, malah membuat resah warga sekitar,” keluhnya.

Aksi serupa juga dilakukan oleh NR, perempuan paruh baya yang nekat berfoto bersama Kapolda dan Bupati Banyuwangi, mengenakan kaos Tolak Tambang. Akibat aksinya, ia terpaksa diamankan dengan cara diseret oleh petugas supaya tidak berulah.

“Saya hanya ingin ketemu dengan Bupati, kenapa kalian halang – halangi. Apa karena saya pakai kaos tolak tambang,” teriak NR.

Sangking frontalnya melawan petugas, NR sampai jatuh pingsan karena diseret oleh petugas.

“Saya hanya ingin meminta tanggung jawab Bupati, karena Gunung Tumpangpitu yang dulunya Hutan lindung menjadi hutan produksi. Sekarang hutan lindung Tumpangpitu habis, setiap hari di Bom untuk pertambangan,” jelasnya.

Meski diwarnai berbagai aksi, simulasi penangulangan bencana tsunami berjalan aman berkat kesigapan petugas kepolisian dan Satpol PP.

 

Reporter : Yudi Irawan

Redaktur : Sulaiman