Kualitas dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan terus dipertajam. Saat ini, jumlah doktor yang mengabdi di dalamnya sudah mencapai 23 orang. Itu menyusul kehadiran doktor gender (perempuan) pertama dari perut Madura, Dr. Hj. Mariatul Qibtiyah Harun AR.
Dosen tetap program studi Pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan tersebut, menjalani ujian terbuka disertasi, Kamis (4/12/2014) di UIN Sunan Ampel Surabaya. Bu Maria, begitu ia akrab disapa, mampu mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. H. Abd. A’la Basyir.
Dalam disertasinya, Bu Maria mengupas tuntas seputar kepemimpinan perempuan. Ia menggali peran perempuan dalam jejaring kekuasaan di pondok pesantren Aqidah Usymuni Tarate, desa Pandian, kecamatan/kabupaten Sumenep.
Dalam penelitiannya, Bu Maria menggunakan pendekatan kualitatif yang berkecenderungan mengungkap dan menformulasikan data lapangan dalam bentuk narasi verbal yang utuh dan mendiskripsikan realitas aslinya untuk kemudian data tersebut dianalisis. Jenis penelitiannya, berkatagori penelitian kasus.
Bu Maria, dalam disertasinya, mengetengahkan peran dua perempuan yang mampu memimpin serta memajukan pesantren secara baik, yaitu Aqidah Usymuni dan Dewi Kholifah. Keduanya dapat menunjukkan jejaring kuasa perempuan untuk menembus ruang yang didominasi laki-laki. Dua sosok perempuan tersebut mempunyai kekuatan (power) dan strategi atau taktik yang tidak banyak dimiliki perempuan lain.
Tak hanya itu, peran kepemimpinan Aqidah Usymuni dan Dewi Khalifah juga diungkap secara gamblang. Peran keduanya cukup inovatif: mengembangkan manajemen pesantren; mengembangkan pendidikan baik formal, informal, dan non formal; pemberdayaan perempuan melalui NGO; dan aktif dalam politik praktis.
Tipologi dan hasil kepemimpinan perempuan di pesantren Aqidah Usymuni, tidak luput dari bidikan Bu Maria. Diketahui, kepemimpinan Aqidah Usymuni dan Dewi Khalifah adalah kepemimpinan kharismatik dan kolektif.
Sedangkan hasil atau dampak kepemimpinan perempuan, dalam penelitian Bu Maria, mengarah pada tiga hal: kesadaran masyarakat tentang keadilan gender, membentuk sikap dan perilaku mandiri, dan membentuk keharmonisan sosial masyarakat.
Penelitian yang kemudian diterjemahkan ke dalam wujud disertasi oleh Bu Maria tersebut, tampak sangat ‘matang’. Sebab, selain keasliannya sudah teruji, juga diperkuat dengan 228 referensi. (*)