web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Pasca Pemilu, FKMTHI Serukan Perdamaian dan Persatuan

Media Jatim

MediaJatim.com, Surabaya – Pesta demokrasi berjalan dengan aman dan kondusif bahkan mendapatkan pujian dari berbagai Negara, bahwa Indonesia negara yang sangat demokratis dan toleran. Namun kompleksitas gelaran demokrasi tahun ini banyak mendapatkan sorotan dari berbagai tokoh agama, karena banyak mencuatnya narasi-narasi provokatif.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Kekhawatiran tersebut juga datang dari pemuda Forum Komunikasi Tafsir Hadist Indonesia (FKMTHI). Melihat elit politik sering membuat narasi provokatif yang berakibat kegaduhan yang sangat berbahaya di wilayah akar rumput.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Sekretaris Nasional (Seknas), Kholili mengaku sangat menyesali terhadap sikap elit politik yang tidak dewasa dalam menjaga marwah berpolitik yang santun baik di media sosial maupun di dunia nyata yang sebenarnya menjadi tanggungjawab bersama, khususnya para elit politik ataupun publik figur.

“Kemajuan teknologi menjadi medium caci maki dan saling fitnah antar fanatisme golongan, sehingga korespodensial dari komunikasi menyebabkan ketersinggungan dan kontak fisik itu akan terjadi. Ini yang tidak kami inginkan dan tidak harus terjadi seperti sekarang,” jelasnya, Selasa (30/04/2019).

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Aktivis La Nyalla Academia itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya tokoh agama untuk melakukan rekonsiliasi demi terciptanya kerukunan di antara dua belah pihak (kubu Jokowi dan Prabowo), agar kedua belah pihak bisa menjungjung tinggi perdamaian.

Baca Juga:  Pengusaha Tambang Datangi Kantor DPRD Probolinggo, Minta Tarif Pajak Diturunkan

“Harapan kami dari hasil rekonsiliasi tersebut bisa tercipta keharmonisan di tengah hiruk pikuk perpolitikan kita yang semakin memprihatinkan,” ujar Kholili.

Menurutnya, Demokrasi adalah kompetisi, pasto ada yang kalah dan menang. Siapapun yang berkompetisi harus siap menerima hukum demokrasi tersebut. Hal yang paling urgen dalam demokrasi; bisa pemimpin, menjaga dan memajukan.

“Rakyat Indonesia harus tinggalkan simbol 01 dan 02, yang harus ditunjukkan ke dunia adalah perdamaian dan persatuan. Tunjukkan bahwa rakyat Indonesia sudah dewasa dalam menerima realitas politik,” pungkasnya.

Reporter: Zul

Redaktur: Sulaiman