MediaJatim.com, Banyuwangi – Warga Desa Tamanagung Kecamatan Cluring digegerkan dengan peristiwa penemuan mayat laki – laki di kebun jeruk milik Tumilah, warga Dusun Krajan Rt 02 Rw 03, desa setempat, Kamis (13/6).
Kapolsek Cluring Iptu Bejo Madreas mengatakan, identitas mayat tersebut bernama Maryadi (47) warga Dusun Tapen Rt 4 Rw 2 Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.
Korban pertama kali ditemukan Suparmi (50) warga Dusun Krajan Rt 03 Rw 02 Desa Tamanagung, saat membersihkan kebun itu bersama suaminya, bernama Suwarno (60) sekitar Pukul 08.00 WIB.
Warga yang dijadikan saksi dalam kasus ini, ketika di lokasi tiba – tiba melihat posisi korban sudah tertelungkup tak bergerak, mengenakan celana warna abu – abu dan kaos lengan panjang warna abu – abu kombinasi biru.
Kemudian, Suparmi memberitahukan kondisi mayat itu ke suaminya. Diduga takut, keduanya langsung keluar area kebun dan memberitahukan ke warga, perangkat desa, termasuk ke pihak kepolisan.
Setelah menerima laporan, polisi bersama petugas medis Puskesmas Benculuk langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Hasil pemeriksaan medis, di tubuh korban tidak ditemukan tanda adanya penganiayaan. Diperkirakan korban meninggal dunia 3 hari yang lalu akibat penyakit yang dideritanya,” jelas Iptu Bejo Madreas.
Di TKP, polisi juga mengamankan barang – barang milik korban berupa sejumlah pakaian, tas warna hitam, KTP, SIM dan uang tunai sejumlah Rp. 1.600.000.
Kapolsek Cluring menjelaskan, sesuai keterangan keluarganya korban datang ke Banyuwangi, Sabtu (8/6) dalam rangka silaturahmi lebaran ke sanak saudaranya di Dusun Krajan Rt 01 Rw 03 Desa Tamanagung.
“Korban asli Tamanagung, menikah dengan warga Jawa Tengah,” jelas Kaposlek.
Setelah bersilaturahmi, korban berpamitan pulang, Minggu (9/6) sekitar Pukul 06.00 WIB, dihantar saudaranya sampai pertigaan Desa Cluring, depan warung sate untuk naik bus.
Usai itu, Tumilah pemilik kebun jeruk yang merupakan kakak kandung korban menelfon istri korban, menanyakan apakah korban sudah sampai apa belum. Namun, istri korban menjawab belum.
Mendengar jawaban itu, Tumilah bingung dan langsung mencari keberadaan adiknya. Tak lama kemudian, korban ditemukan sudah tak bernyawa.
“Kami menduga, setelah dihantar ke pertigaan Cluring korban balik lagi dengan berjalan kaki,” papar Kapolsek Cluring.
Iptu Bejo Madreas menegaskan, pihak keluarga korban tidak menuntut kematian korban. Pihak keluarga menerima peristiwa itu sebagai takdir, dan membuat surat pernyataan tidak bersedia korban dilakukan otopsi.
“Menurut keluarganya, korban memiliki riwayat penyakit malaria dan lambung. Korban dimakamkan di TPU Dusun Krajan, desa setempat,” pungkas Kapolsek Cluring.
Reporter : Yudi Irawan
Redaktur : Sulaiman