Zaenal Azis: Jiwa Kewirausahaan Harus Dimiliki Para Santri

Media Jatim
Acara Seminar Enterprenuership, Pekan Santri Nasional (PSN) di Ponpes Luhur Al-Tsaqofah, 26-27 Oktober 2019 yang diselanggarakan DPP IPPNU, (Foto: Syafrudin Budiman).

MediaJatim.com, Jakarta – Zaenal Azis pengusaha muda yang juga Sekjen Relawan Benteng Jokowi (BeJo) mengatakan, santri dan pesantren merupakan basis utama ekonomi umat. Katanya, ketika pesantren bisa memberikan manfaat ekonomi bagi lingkungan sekitar, baik bagi santri, alumni, pengajar dan masyarakat. Disanalah peran persantren mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan ekonomi umat.

“Santri sebagai basis pelaku ekonomi dan pesantren sebagai basis ruang ekonomi dengan bentuk pemberdayaan dan pembentukan enterprenuership.
Contohnya, pesantren bisa membentuk koperasi dan santri sebagai pasar dan konsumen,” kata Zaenal Azis, Minggu (27/10/2019) saat menjadi pemateri dalam acara Seminar Enterprenuership, Pekan Santri Nasional (PSN) di Ponpes Luhur Al-Tsaqofah, 26-27 Oktober 2019 yang diselenggarakan PP IPPNU.

Selanjutnya lanjut Azis sapaan akrabnya, kegiatan ekonomi santri berkembang lingkungan sekitar dan pesantren menjadi laboratorium ekonomi bagi santri. Sehingga setelah lulus dan berbaur dengan masyarakat, para santri sudah bisa mandiri dengan membuka usaha masing-masing.

“Kami mengajak para santri untuk belajar kewirausahaan dengan memggunakan aplikasi e-store dan berbasis digital. Sehingga para santri bisa memasarkan hasil produknya, bisa menjadi reseller dan bahkan menjadi penyedia jasa kebutuhan konsumen,” terang Azis.

Baca Juga:  Santri Nuris Jember ‘Ciptakan’ Tipotaku untuk Energi Alternatif

Azis menambahkan bahwa, dirinya bersama BeJo menawrkan konsep Koperasi Digital Indonesia (KDI) kepada santri dan pesantren. Menurutnya, para santri bisa menjadi jejaring pemasaran dan penyedia produk untuk banyak kebutuhan masyarakat yang marketable.

“Semakin kita berjejaring dan terorganisir, makan akan memperbanyak pengusaha-pengusaha muda (start up). Yang tentunya untuk membuka lapangan kerja baru dan membantu pemerintah meningkatkan perekonomian masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu Abdul Wahab Enterprenuer Muda pemilik www.santrionline.net ini mengatakan, seorang santri memiliki peluang yang sangat besar menjadi pengusaha. Dimana setelah lulus tidak hanya nenjadi guru, ustad, kyai atau dosen, akan tetapi mengembangkan usaha kecil-kecilan dengan menciptakan produk atau menjual sebuah produk.

“Kalau di lingkungan pesantren itu sendiri bisa membuka distro santri, koperasi santri atau membuat warung santri. Sedangkan kalau sudah lulus, bisa membuat usaha yang dibutuhkan masyarakat dilingkungan tinggal,” jelasnya.

Kata Wahab, saat ini ada jutaan santri dan ribuan pesantren di Indonesia yang bisa menjadi pasar itu sendiri. Lanjut Wahab, para santri bisa bergelut di bisnis syariah yang lebih modern berbasis digital.

Baca Juga:  Indicator In https://free-slot-machines.com/indian-dreaming-slot-machine-android/

“Mengenai permodalan bisa bekerjasama dengan Bank atau LPDP (Lembaga Pinjaman Dana Bergulir). Yang terpenting niat usaha yang keras dan yakin bisa menjadi pengusaha yang sukses,” ujarnya penuh optimis.

Selain itu Nafisatul Husniah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) menjelaskan, bahwa kegiatan seminar enterprenuer ini merupakan agenda Pekan Santri Nasional (PSN). Diharapkan, semua santri bisa memiliki wawasan yang luas tentang kiat-kiat sukses menjadi pengusaha.

“Seorang santri harus maju dan tidak hanya bergelut di dunia pendidikan dan agama. Sebab, seorang juga bisa menjadi pengusaha yang bisa membangun di daerahnya masing-masing,” katanya.

Sementara itu tambah Nafisah, santriwati biasanya lebih memiliki waktu luang dengan membuat handy craf atau kerajinan tangan. Hasil karya hanya digunakan dirinya sendiri, namun jika dimaksimalkan bisa menjadi usaha yang potensial.

“Kedepan santriwan dan santriwati harus mengembangkan diri sebagai enterprenuer yang handal. Peluang ini yang ingin didorong IPPNU kepada semua santri, agar siap berusaha dan mengembangkan ekonomi umat,” pungkas Nafisah.

Reporter: Agus Supriadi

Redaktur: Sulaiman