web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Djoko-PKB Pecah Kongsi, Darsan: Kita Ambil Hikmahnya

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember-Politik penuh dengan kejutan, memang. Siapa sangka runtang-runtung Djoko Susanto dengan Ayub Junaidi yang selama ini terjalin mesra berujung pilu: pecah kongsi. Memilukan, karena sejak awal kemunculannya di publik, PKB-lah yang pertama kali memberi ruang kepada Djoko untuk mengenalkan diri. Hingga akhirnya Djoko identik dengan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Apalagi foto Djoko sering disandingkan dengan Ayub, yang notabene merupakan representasi dari PKB.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Bukan sekadar klaim, konon rekomendasi DPP PKB untuk Djoko selaku bakal calon Bupati dan Ayub sebagai bakal calon Wakil Bupati, sudah turun. Pasangan ini disebut-sebut sebagai penantang kuat petahana dalam perhelatan Pilkada Jember tahun ini.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Namun sekali lagi politik penuh dengan kejutan. Daya kejutnya cukup keras, karena PKB tidak main-main untuk mencoret nama Djoko dari kertas rekomendasi PKB.

“Untuk PKB pintu Pak Djoko sudah tertutup rapat. Kita (PKB) dengan Pak Djoko sudah thalak tiga,” tukas Wakil Ketua DPC PKB Jember, H Ahmad Buwang di hadapan para kuli tinta di gedung Ansor Jember, Jawa Timur, Kamis (19/3).

Thalak tiga adalah terminologi hukum Islam terkait dengan perceraian sepasang suami istri. Thalak tiga merupakan perceraian terakhir yang tidak boleh rujuk kembali kecuali ada muhallil. Jika terminologi ini dimasukkan dalam istilah pecah kongsi dalam politik, itu berarti PKB betul-betul mengunci pintu untuk Djoko.

“Kita akan mencari calon lain yang lebih amanah,” lanjut H Buwang.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Mantan anggota DPRD Jember itu menegaskan, setidaknya ada dua alasan yang mendasari pencoretan Djoko dari rekomendasi PKB. Pertama, Djoko dinilai telah ingkar janji terhadap kesepakatan kontrak jam’iyah NU.

“Apa yang disyaratkan oleh DPP PKB untuk konsolidasi partai mulai dari tingkat DPC hingga Ranting, itu tidak dilakukan oleh Djoko,” tambahnya.

Baca Juga:  Kerangka Manusia yang Ditemukan di Bangkalan Warga Gresik, Tewas Tertimpa Rumah Kontainer!

Kedua, munculnya Rekomendasi Partai Geindra untuk Djoko dengan Ahmad Halim sebagai bakal Cawabupnya, dinilai sebagai manuver Djoko yang cukup membingungkan, karena bermain dua kaki. Padahal sejak awal, Djoko dipasangkan dengan Ayub oleh PKB.

“Di PKB tidak ada politik kayak gitu, itu politik yang berkhianat terhadap PKB dan NU,” lanjutnya.

Di tempat terpisah Humas Tim Djoko Susanto, Darsan menegaskan bahwa pihaknya tidak terlalu ambil pusing dengan kabar itu (pencoretan Djoko dari rekomendasi PKB). Darsan mengaku positif thingking terhadap ‘kasus’ yang menimpa Djoko. Katanya, mekanisme pengurusan rekomendasi partai sebagai syarat untuk mengikuti Pilkada sudah diikuti oleh Djoko sesuai aturan, hingga rekomendasi itu turun.

“Kita ambil hikmahnya saja. Kami tidak mengenal istilah pencabutan (rekomendasi) . Oleh karenanya kami berharap agar semua pihak untuk menjalankan amanah rekomendasi agar impian Jember kembali bermartabat dan membanggakan bisa terwujud,” ungkapnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6