MediaJatim.com, Jember–Tidak banyak tokoh yang berlatar belakang cukup lengkap. Sebab kelengkapan identitas itu menunjukkan kapasitas personal yang bersangkutan.
Namun H Rasyid Zakaria termasuk sosok ‘yang tidak banyak’ itu. Ia mempunyai bacground yang cukup lengkap. Ya dia santri, seniman, dan birokrat.
Identitas kesantriannya sudah jelas. Ia pernah nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. H Rasyid berguru langsung kepada KHR As’ad Syamsul Arifin.
Dari pesantren itulah, ia kenal dengan NU karena memang Kiai As’ad merupakan tokoh NU nasional yang cukup disegani. Beliau menjadikan pesantren yang dibinanya sebagai wadah pencetakan kader NU. Bahkan di salah satu sudut gedung kompleks pesantren tersebut, tertulis pesan Kiai As’ad yang intinya mewajibkan santrinya bergabung dengan NU, bahkan siapapun yang keluar dari NU maka dianggap bukan santrinya lagi.
“Alhamdulillah sampai hari ini dan insyaallah seterusnya saya tetap di NU,” ucap H Rasyid yang saat ini menjadi Ketua Pengurus Cabang Lesbumi Jember. Yaitu sebuah lembaga NU yang membidangi seni dan budaya.
Sejak membangun rumah tangga, H Rasyid meniti karir di jalur birokrasi. Ia bahkan sudah 40 tahun menghabiskan umurnya sebagai abdi negara.
Sejumlah jabatan pernah dipegangnya. Sebelum pensiun beberapa bulan lalu, ia menjadi Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jember. Sebelum itu selama 15 tahun, ia menjadi Kepala Dinas PU Binamarga & Pengairan.
Selama menjadi kepala dinas, sejumlah penghargaan telah ia raih. Diantaranya adalab penghargaan dari Presiden RI bidang pengelolaan irigasi terbaik seluruh Indonesia.
Dengan pengalaman yang panjang itu, tentu H Rasyid memiliki segudang ilmu terkait dengan birokrasi, mulai dari penganggaran hingga eksekusi pekerjaan di lapangan. Dan itu bekal yang bagus untuk memimpin Jember.
“Insyaallah bekal kepemimlinan saya cukup,” lanjutnya.
Kendati sibuk di birokrasi namun H Rasyid tak mengabaikan hobinya di bidang seni bela diri dan seni music. Untuk yang disebut pertama, ia piawai dalam pencak silat. Karenanya, saat ini ia didapuk sebagai Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) Jember.
Sedangkan di bidang seni musik, H Rasyid juga cukup mumpuni. Ia piawai memainkan sejumlah alat music seperti gitar, mandolin, orgen, dan suling.
Hobinya di bidang musik, khususnya dangdut, membuat H Rasyid kenal dengan H Rhoma Irama, hingga akhirnya ia ditunjuk sebagai Ketua PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) Jember. PAMMI adalah sebuah organisasi yang didirikan dan diketuai oleh raja dangdut Rhoma Irama.
Kebersediaan H Rasyid menjadi Ketua PAMMI Jember tak lepas dari kedekatan hubungan antara Rhoma Irama dengan KH Fawaid As’ad yang merupakan putra dari gurunya, KH As’ad Syamsul Arifin.
“Insyaallah langkah saya tak akan lepas dari guru, termasuk di bidang musik sekalipun,” tambahnya.
Kegemaran H Rasyid dalam bermusik itu terus dikembangkan tanpa henti. Tentu saja sekarang ia bukan lagi sebagai pemain musik, tapi pimpinan dari grup musik dangdut Rajawali Music.
Saat ini H Rasyid tengah menyiapkan diri untuk berkompetisi menjadi pemimpin Jember dalam Pilkada 2020. Karakter santri, seniman, dan birokrat diharapkan dapat menjadi ramuan ‘obat’ yang mujarab untuk membangun Jember.
Sebuah harapan yang laik diperjuangkan.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: A6