BPPD Situbondo Imbau Pengelola Tempat Wisata Siaga Corona

Media Jatim

MediaJatim.com, Situbondo – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur mengimbau pengelola destinasi wisata di Situbondo yang hingga saat ini secara resmi belum ditutup, terutama di Perusda Pasir Putih agar siaga corona dengan menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan jamu tradisional yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

“Surat imbauan sudah kami kirim ke pengelola destinasi wisata yang ada di Situbondo. Kami meminta agar pengelola wisata menyediakan cairan pembersih tangan atau tempat cuci tangan menggunakan sabun,” Kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Situbondo, Amirul Mustofa di sela kunjungannya ke objek Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo, Minggu (22/3/2020).

Pengelola wisata dan perhotelan juga disarankan menyajikan minuman herbal atau jamu tradisional dari rempah-rempah yang diproduksi lokal secara higienis, sebagai upaya proteksi dan sekaligus untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga:  Kades Bersama Satgas Desa Demung Bagikan Ribuan Masker

“Kami sarankan pengelola wisata menyajikan welcome drink herbal atau jamu tradisional, dan itu untuk meningkatkan imunitas,” jelas Amirul Mustafa.

Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) Pasir Putih Yasin menegaskan, sejak ada imbauan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur di beberapa tempat wisata sudah disediakan hand sanitizer dan sajian jamu tradisional khas Situbondo.

“Sudah kami sediakan hand sanituzer dan jamu tradisional. Semoga bencana nasional virus corona ini segera berlalu, sehingga kunjungan wisatawan kembali seperti semula,” tutur Yasin, Senin (23/3/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, semenjak virus corona mewabah di berbagai dunia termasuk di Indonesia, jumlah pengunjung wisata turun drastis hingga 75 persen. Pihaknya mengaku pada akhir Maret ini mengalami kerugian hingga Rp60 juta.

Baca Juga:  Cegah Covid-19, Rumah Ibadah Lintas Agama di Pacitan Disemprot Disinfektan

“Jadi, jumlah pengunjung turun drastis, dan tentunya kami mengalami defisit. Kami perkirakan hingga akhir Maret 2020 defisit hingga sekitar 60 juta Rupiah, karena pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang, akibat dampak virus corona yang mewabah di sejumlah daerah,” paparnya.

Mengenai adanya imbauan Gubernur Jawa Timur tentang penutupan sementara tempat wisata, kata Yasin, pihaknya masih menunggu imbauan maupun perintah langsung dari pemerintah daerah.

“Sampai saat ini masih beroperasi, namun kami terus berkoordinasi dan menunggu imbauan dari pemerintah daerah. Tentu selama masih beroperasi, kami mengutamakan keselamatan dan kemanan bagi karyawan dan pengunjung,” tukas Yasin.

Reporter: Moh. Hosni

Redaktur: Zul