web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Skak Mati KPK untuk Pamekasan

Media Jatim

MediaJatim.com – Tiba-tiba badai menggemuruh di kota Gerbang Salam. Seketika, ia seperti banyak meluluhlantakkan kelaziman yang selama ini mungkin berlalu lalang tanpa pengendali. Atau mungkin karena pengendalinya terkendalikan. Untuk saat ini, semuanya sudah berlalu dan sudah tidak bisa dikendalikan. Kalau sudah demikian, ini seperti yang orang jawa bilang, “Mudar kue!” Yang masih berharap mau menyuap KPK seperti yang telah dilakukan kepada Kajari coba saja sekali lagi. Siapa tahu, Anda beruntung.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Apakah mungkin ini yang disebut dengan maling berjemaah? Hi. Seperti orang salat saja berjemaah. Lagian, mana mau disebut maling, orang tidak kedapatan masuk kandang mencuri ayam, atau sapi. Kalau mencuri uang kantoran itu bukan maling namanya, tapi koruptor. Memang ada bedanya maling sama koruptor? Ada-lah. Yang satunya digebugi, dibakar hingga tewas, satunya lagi cukup dipenjarakan.

Pada saat KPK kapan hari ada di Sumenep, ternyata mereka sedang meletakkan bom waktu di Pamekasan yang meledak hari ini. Sungguh ledakan yang tidak terperikan: eksekutif (tingkat daerah dan tingkat desa) sampai yudikatif (kajari Pamekasan) terkena bias dari ledakan itu, dan bahkan sampai melukai. Atas dasar kejadian ini, muncul pernyataan, “Pamekasan malang, Sampang bahagia”. Kurang lebih samalah seperti senandung lagu dari Pamekasan pada saat KPK berkunjung ke Sumenep. Terus, Sampang bagaimana? Ini rusan nunggu giliran saja, kok. Sampang, siap-siap saja kedatangan tamu, besok atau lusa. Waw, atut!

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000
IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Seperti pernyataan yang sering telinga dengar: bahwa setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya. Mungkin untuk saat ini, Tuhan berkehendak bahwa masa mereka sampai di sini. Perlu disiapkan generasi untuk melanjutkan masanya, agar tidak terjadi kekosongan, termasuk melanjutkannya masuk bui kalau mau main-main.

Baca Juga:  Bupati Pamekasan Ajak Generasi Milenial Berpikir Open Minded

Kalau operasi tali temali (OTT) ini berhasil mengamankan (baca: memenjara) beberapa pihak tersebut. Tersebut di mana? Iya di media-media itu. Itu sudah cukup sebagai bukti, bahwa bagian perangkat pemerintahan selama ini sebenarnya tidak sehat. Tidak sehat secara ruhani. Nah, orang kurang sehat ruhani yang telah mencabik gerbang salam ini selama ini. Sehingga hukum tidak pernah terlaksana dengan baik.

Kepala eksekutif (kabupaten Pamekasan), sudah. Bagian yudikatif, sudah. Legislatif? Belum. Dan semoga tidak. Kalau tidak, berarti tidak maling. Iya, toh? Kalau maling, siap-siap saja digulung seperti tikar. Selamat kepada legislatif Pamekasan yang berhasil sebagai pemenang.

Cukuplah, segel sebagai tanda cintaku, dan borgol sebagai kasih sayangku padamu. Hadiah utama kabupaten Pamekasan di hari ke-dua bulan kemerdekaan ini.

Merdeka!

(Musannan Abdul Hadi Al-Mankoni)