web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Mahasiswa IAIN Madura Ini Gugat Feminisme Lewat Buku

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Pamekasan – Berangkat dari kegelisahan sebagai perempuan yang cenderung dipandang sebelah mata, Uswatun Hasanah, mahasiswa IAIN Madura mencoba untuk membongkar makna dari feminisme lewat naskah buku berjudul ‘Menggugat Feminisme’.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

“Bagi saya, pembahasan soal perempuan dan ideologi feminis sangat sexy untuk dibahas karena hal itu menyangkut kemanusiaan. Tetapi saya memilih untuk mengambil sudut pandang berbeda. Menulis apa yang menjadi kegelisahan saya dan sering disalahpahami oleh banyak orang,” katanya kepada Media Jatim, Selasa (22/9/2020) pagi.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Buku dengan kombinasi warna putih, oranye dan cokelat itu diterbitkan oleh Halaman Indonesia. Dengan tebal 92 halaman dan ber-ISBN 9786020848655.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Uunk, begitu disapa, bercerita, tertarik fokus menulis juga memulai menulis buku itu sejak dirinya mendapat penghargaan sebagai Best Speaker pada ajang debat pendidikan nasional di Jakarta 2019 lalu.

Baca Juga:  Hadir ke Dialog Interaktif UNIBA Madura, AHY Ajak Mahasiswa Jadi Bangsa Unggul

Menurutnya, feminisme bisa saja muncul dari barat. Meski demikian, ini ideologi, bukan sebuah produk. Artinya, lanjut Uunk, begitu disapa, nilai dari ideologi ini bisa kita tanamkan juga dengan mereaktualisasi dan menyesuaikan dengan kultur kita. Kata Uunk, menyesuaikan dengan apa-apa yang bagi kita (perempuan) sudah baik, namun perlu diubah lebih baik lagi.

“Saya berharap orang-orang yang membaca karya saya bisa membaca kembali dunia manusia yang kita tinggali. Mulai berpikir bahwa tidak hanya soal gerakan, soal kepercayaan, nilai, ucapan dan tindakan harus adil bahkan meski kita masih dini,” ujar mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) tersebut.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Moh. Atiqullah, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Madura mengapresiasi karya Uunk tersebut. “Ini perlu ditiru oleh mahasiswa yang lain. Saya tahu kompetensi Adik Uswatun ini. Semoga barokah,” tuturnya saat dikonfirmasi, Selasa (22/9/2020).

Baca Juga:  Lesbumi Jember Bedah Pemikiran Kiai Achmad Siddiq tentang Ideologi Pancasila

Moh. Atiqurrahman, Ketua Keluarga Alumni (KAMI) MPI menyampaikan, bangga dan turut mengapresiasi karya Uunk. “Saya selaku ketua KAMI MPI (Keluarga Alumni) turut bangga dan mengapresiasi terhadap saudara kita yang sudah menerbitkan buku menggugat feminisme,” kata Presiden Mahasiswa IAIN Madura 2017-2018 itu.

Karena dengan lahirnya buku tersebut, kata Atiq, bisa mewakili kaum wanita untuk menuju perubahan sehingga menjadi patron buat adik-adiknya ke depan.

Ismail, Ketua Ikatan Alumni (IKA) IAIN Madura turut memberikan komentar apresiasi tentang Uunk ini. “Saya sangat mengapresiasi sekali terhadap mahasiswa yang menerbitan buku. Termasuk Adik Uswatun Hasanah ini,” tuturnya, Selasa (22/9/2020).

Dia sangat bangga jika ada mahasiswa berkarya seperti Uunk dan harus ditiru oleh mahasiswa yang lain. Bagi Ismail, sudah seharusnya mahasiswa bisa produktif. Apalagi bisa menulis kemudian mengarang buku.

“Menjadi mahasiswa bisa menulis itu sangat luar biasa begitu. Semoga menginspirasi yang lain,” harapnya.

Reporter: Gafur

Redaktur: Zul