MEDIAJATIM.COM | Jember – Ketua DPD Partai NasDem Bondowoso, Jawa Timur, Lora Achmad Fadil Muzakki Syah menegaskan tekadnya untuk membawa partai besutan Surya Paloh itu meraih kejayaan di masa-masa mendatang, khususnya di Kabupaten Bondowoso. Tekad tersebut ia pancangkan menyusul amanah yang diberikan DPP Partai NasDem kepada dirinya untuk menahkodai partai yang mengusung jargon Restorasi Indonesia itu.
“Ini amanah. SK ( Surat Keputusan Kepengurusan Partai NasDem di Bondowoso), sudah turun. Dan amanah ini harus saya jalankan dengan penuh tanggung jawab,” tuturnya di sela-sela menerima tamu di kediamannya, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Selasa (29/9/2020) malam.
Selama ini, perkembangan Partai NasDem di Bondowoso kurang menggembirakan. Di Pemilu legislatif tahun 2014, Partai NasDem meraih 3 kursi DPRD Bondowoso. Di Pemilu legislatif tahun 2019, justru tidak mendapat kursi sama sekali. Dengan kondisi seperti ini, tugas berat di Pemilu legislatif tahun 2024, telah menunggu Ra Ra Fadil, sapaan akrabnya.
“Kita harus optimis melihat masa depan. Saya tidak muluk-muluk, minimal Bondowoso dapat kursi antara 3 hingga 5 kursi di Pemilu mendatang,” ungkapnya.
Menurut Ra Fadil, potensi Partai NasDem di Bondowoso sebenarnya cukup besar untuk berkembang. Sebab kalau berkaca dari Partai NasDem di daerah tetangga (tapal kuda), yang rata-rata akselerasi perkembanganya cukup tinggi, maka Bondowoso seharusnya juga bisa jaya. Sebab, irisan budayanya di derah tapal kuda sama, tingkat fanatismenya dalam beragama, juga sama, dan mayoritas di Bondowosa juga Nahdliyin.
“Secara umum, Bondowoso samalah dengan daerah lain, baik budaya, sikap dalam berpartai, dan sebagainya, maka yang perlu dilakukan kedepan adalah pendekatan secara terus menerus, mensosialisasikan misi partai, dan seterunya,” lanjutnya.
Putra kiai kharismatik (KH Ahmad Muzakki Syah) itu menambahkan bahwa missi partai yang mengusung tema Restorasi Indonesia, sesungguhnya cukup membanggakan. Tagline utama Partai NasDem sejak awal adalah melakukan restorasi (perubahan) ke arah yang lebih baik.
“Kalau di NU itu, kaidah yang dipakai adalah ‘mempertahankan hal yang baik dan menambah sesuatu yang lebih baik’. Kira-kira restorasi seperti itu,” pungkasnya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: A6