web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Den Gus Yeyen: Sudah Waktunya Seniman Jember Tidak Cuma Jadi Hiasan Kepentingan

Media Jatim
H. Agus Abdul Majid atau Den Gus Yeyen (paling kanan) bersama dengan H Hendy dalam sebuah acara. (Foto: Aryudi/MJ)

MEDIAJATIM.COM, Jember – Pilkada Jember saat ini tengah memasuki masa kampanye. Kesenian dan nasib pelaku seni kerap kali menjadi materi kampanye untuk meraih simpati massa, bahkan tak jarang para pasangan calon (Paslon) mengklaim sebagai pihak yang paling peduli terhadap nasib para seniman.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

“Kalau boleh bicara, sedih melihat nasib seniman hanya dibicarakan saat momen-momen tertentu saja. Apalagi pas ketika sarat kepentingan,” kata Den Gus Yeyen kepada Media Jatim, Selasa (20/10/2020).

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

H. Agus Abdul Majid atau akrab disebut Den Gus Yeyen, adalah praktisi dan pelaku seni yang hampir lima tahun ke belakang ini keliling Jember untuk menginventarisir dan mengarsipkan karya kesenian lokal untuk kepentingan bukunya. Tidak hanya yang berbasis tradisi namun juga seni modern dan populer.

Saat ini, ia tengah menyelesaikan buku yang akan menjadi diskografi perjalanan identitas kesenian Jember tersebut. Naskah yang sudah setengah jalan ditulisnya itu, rencananya juga akan diaplikasikan dalam platform media visual.

“Ya, nantinya saya juga dibantu kawan untuk membuat dokumenter perjalanan dari pekerjaan ini,” tambahnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Pria yang sukses memiliki usaha kuliner hingga membuka berbagai cabang di Jember ini, juga menyoroti nasib seniman di Jember. Dikatakannya, mayoritas seniman di Jember masih jauh dari apresiasi dan atensi atas hasil karyanya. Produk budaya yang populer saja masih cukup susah untuk eksis, apalagi nasib seni tradisional yang sangat kekurangan ruang eksistensi berupa panggung dan penghargaan.

Baca Juga:  GM Mengajak Bersatu untuk Membangun Jember

“Dari berbagai diskusi yang saya lakukan dengan para seniman ini, mereka itu hanya butuh ruang aktualisasi diri untuk mengembangkan potensinya dan syukur-syukur bisa dapat panggung untuk hidup dari sana,” jelas Den Gus Yeyen dengan nada tinggi.

Den Gus Yeyen menyayangkan Paslon tiba-tiba muncul dan menyatakan dirinya paling peduli terhadap nasib seniman. Meski demikian, ia mengaku bersyukur karena biasanya pada masa Pilkada seperti ini, banyak bermunculan panggung-panggung untuk para seniman mendapatkan “job”. Hanya saja, esensinya tidak sekadar bersifat seremonial.

“Saran saya, cari Paslon yang memang peduli nasib seniman, bahkan jauh sebelum masa kampanye ini berlansung. Sudah waktunya seniman tidak cuma jadi hiasan kepentingan,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: Sulaiman