MEDIAJATIM.COM | Pamekasan – Zaglul Fitrian, salah satu Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Madura berhasil mengungkap nilai edukatif yang terkandung dalam tafsir Al-Manar. Dia pun membungkus hasil penelitiannya dengan judul Nilai Edukatif Amthal Al-Quran dalam Tafsir Al-Manar.
Penelitian itu dilakukan sebagai tugas pemungkas sakaligus sebagai syarat pencapaian pendidikan doktoralnya di UIN Sunan Ampel, Surabaya. Dia mengikuti ujian disertasinya pada penghujung 2020 (23/12/2020) lalu secara virtual.
Zaglul, sapaan akrabnya, mengatakan, penelitian tentang amthal al-Qur’an (perumpamaan atau permisalan al-qur’an) dengan berbagai pendekatan telah banyak dilakukan, namun penelitian nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam amthal al-Qur’an khususnya Tafsir al-Manar belum pernah dilakukan.
“Selain itu, ketiadaan karya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha yang secara spesifik membahas perumpamaan al-Qur’an dan kandungan nilai edukatif amthal al-Qur’an menjadi alasan dilakukannya penelitian ini,” jelas dosen kelahiran Aceh tersebut baru-baru ini.
Dia membeberkan, penelitian ini mencoba menutupi kekurangan kajian tersebut. Seperti : Bagaimana penafsiran amthal al-Qur’an dalam Tafsir al-Manar, apa kandungan nilai edukatif amthal al-Qur’an dalam Tafsir al-Manar, dan bagaimana urgensi internalisasi nilai edukatif amthal al-Qur’an dalam kehidupan individual dan sosial.
Zaglul bilang, penelitiannya menggunakan pendekatan multidisipliner, yaitu pendekatan sosiologis dan normatif secara bersamaan, serta pendekatan interpretatif dan kontekstual dalam menggali makna dan konstruksi baru tentang nilai-nilai edukatif amthal al-Qur’an pada Tafsir al-Manar. Sedang sumber data yang digunakan adalah Tafsir al-Qur’an al-Karim yang lebih dikenal dengan Tafsir al-Manar serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tema.
“Adapun teknik pengumpulan data menggunakan selected index reading dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode mawdu’i dan content analysis, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis ayat-ayat amthal yang ditafsirkan dalam Tafsir al-Manar, serta menangkap makna dan konstruksi dari kajian tentang nilai-nilai edukatif dalam ayat-ayat amthal tersebut,” terang Zaglul.
Dalam penelitian ini, Zaglul mengklasifikasikan kajian nilai edukatif amthal al-Qur’an dalam beberapa objek perumpamaan dengan mengeksplorasi penafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha terhadap keseluruhan ayat-ayat amthal, kemudian mengungkap nilai-nilai edukatif yang terkandung di dalamnya. Kajian ini diurutkan sesuai urutan klasifikasi amthal al-Qur’an, yaitu amthal musarrahah, amthal kaminah dan amthal mursalah.
Dari hasil penelitian ini, jelas Zaglul, diperoleh beberapa temuan: Satu, eksistensi amthal al-Qur’an merupakan bukti bahwa penyampaian firman-firman Allah Swt. sangat variatif dengan tujuan agar al-Qur’an dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh. Dua, kajian penafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha tentang amthal al-Qur’an dengan mengikuti objek perumpamaan memunculkan nilai-nilai edukatif yang meliputi nilai tarbiyah i’tiqadiyah (edukasi akidah), nilai tarbiyah ‘amaliyah (edukasi syariah) dan nilai tarbiyah khuluqiyah (edukasi akhlak). “Tiga, nilai-nilai edukatif amthal al-Qur’an yang internalisasikan dalam kehidupan individual dan sosial di antaranya syukur, ikhlas, taat, jujur, amanah, sabar, ulet, kuat tekad, kokoh keyakinan, peduli, dermawan, toleran, moderat dan sifat-sifat terpuji lainnya,” jelansya.
Menurutnya, implikasi teoritis penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu: Pertama, hasil kajian ini berdampak semakin bertambahnya pengetahuan dan kokohnya keyakinan tentang universalitas al-Qur’an dan perfektifitas ajarannya yang mencakup beragam nilai pembentuk karakter manusia; Kedua, prinsip dasar agama Islam, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak merupakan cerminan nilai-nilai edukatif amthal al-Qur’an. Menjadi urgen ketiga macam nilai edukatif ini diaplikasikan dalam diri setiap muslim sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang berperadaban;
“Sedang yang ketiga adalah nilai-nilai edukatif amthal al-Qur’an yang diinternalisasikan dalam tatanan kehidupan individu dan masyarakat sangat lah urgen. Realisasinya dengan cara memberikan pemahaman (tafhim) tentang urgensitas nilai-nilai tersebut, pembiasaan (ta’wid) dalam penerapannya dan keteladanan (uswah) pendidik yang menjadi contoh bagi anak didik,” terangnya.
Reporter: Gafur
Redaktur: Zul