MEDIAJATIM.COM | PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan mengalokasikan 50 persen dari total dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau (DBHCHT) yang diperoleh pada tahun 2021 untuk bidang kesejahteraaan masyarakat. Salah satu program pada bidang ini yaitu peningkatan kualitas bahan baku. Kegiatan ini berupa pelatihan peningkatan kualitas tembakau.
Program tersebut dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan. Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan Sarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Slamet Supriyadi menuturkan, pelatihan peningkatan kualitas tembakau itu dikemas dengan kegiatan sekolah lapang.
Pihaknya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp250 juta bersumber dari DBHCHT tahun 2021. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan sebanyak dua kali pada bulan Juli lalu. Namun, sekolah lapang tersebut masih akan terus berlanjut hingga empat kali pelaksanaan. Kegiatan itu diikuti oleh 10 kelompok tani (poktan) se Kabupaten Pamekasan.
Seluruh peserta dibimbing dan diberi wawasan mengenai teknis budidaya tembakau yang baik dan benar, mulai dari cara pemilihan bibit, cara pengolahan hingga cara pengendalian penyakit dan hama. Masing-masing poktan didampingi oleh dua orang pemandu dari badan penyuluhan pertanian (BPT) kecamatan.
“Tapi istilahnya bukan diajari, kita saling tukar pengalaman antara di lapangan bagaimana. Yang paling baik nanti diterapkan,” ucap Slamet.
Pihaknya menyediakan setengah hektar lahan untuk praktek menanam dan membudidaya bibit tembakau jenis prancak 95. Jenis tembakau ini merupakan bibit terbaik asli Madura yang banyak diminati pabrikan. Slamet menjelaskan, peserta juga diberi wawasan mengenai cara pemilihan pupuk yang baik untuk tembakau Madura dengan menyesuaikan jenis tanah Madura.
Selain itu, pihaknya juga kerap menemukan kesalahan dalam praktik budidaya tembakau, antara lain pada teknis pengairan. Karena itu, peserta juga diberi wawasan mengenai cara mengairi tembakau yang benar. Sebab teknis pengairan akan mempengaruhi mutu tembakau. Peserta juga diarahkan untuk memanen tembakau pada waktu yang tepat.
“Kalalu panen jangan panen muda. Harus dipanen saat sudah tua. Kalau panen muda nanti bisa jelek dan harganya lebih rendah,” ungkapnya.
Reporter: Bahrul Rosi
Redaktur: Sulaiman