web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000
Opini  

Kabar Bangkitnya PKI

Media Jatim

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Semuanya harus bicara PKI, sampai pamanku yang tidak pernah tahu tentang PKI dan hanya lihat berita sepotong bahwa PKI itu ada.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Pemuda tetanggaku juga bicara PKI sedangkan usianya masih remaja tidak pernah baca sejarah tentang PKI.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
7_20250605_164641_0006

Haqqul yakin ini hanya sebatas pelemparan isu saja, targetnya bukan PKI tapi jauh disana yang diharapkan, karena PKI sudah tidak ada.

Di awal tahun 2017 sempat menjadi benar tentang PKI ini, bahwa sempat banyak benar tentang PKI, tetapi sampai saat ini belum bisa ditunjukan PKI itu seperti apa.

Mari ngopi saja dulu biar tidak salah paham dan menjadi orang yang sangat peduli atas masalah sosial yang terjadi di negeri ini. Karena usia negeri Indonesia ini sudah cukup tua, tetap cara berfikir rakyatnya masih jauh dari kedewasaan cara menangkap, memfilter informasi seolah-olah semua kabar itu benar sedangkan sudah dijelaskan dalam pelajaran Madrasah Ibtidaiyah bahwa kabar itu ada dua macam, 1) Kabar Sodik, 2) Kabar Kadzib. Tetap kita lupa bahwa kabar atau informasi ini jangan langsung ditelan tapi dikuyah dulu, baru ditelan.

Tapi ini faktornya satu dalam hal ini karena adanya ketidaksepahaman pendapat saja, sudut pandang politik saja, sampai merembet ke semua aspek kehidupan masyarakat kita. Karena hanya bilang PKI sudah tidak ada, malah langsung itu dianggap antek PKI, karena tidak ikut demo dibilang dia anti islam, ini kan aneh, sangat sempit sekali cara berpikirnya rakyat Indonesia, tapi disini saya juga mohon maaf bukan saya adalah orang-orang yang sudah dewasa tetapi kita belajar berpikir saja jangan main Antem Kromo Madura, atau jek pas motel pekolan.

Baca Juga:  Membangun Toleransi Demi Keutuhan Indonesia

Jika tetap beda haluan pandangan sampai kapanpun tidak akan pernah ketemu dalam berpendapat, selamanya perbedaan itu akan terus melekat dalam hatinya.

Cara menyikapi persoalan pastinya penuh dengan perdebatan, penuh fitnah dan cacian. Dan cara memfitnahpun tidak tanggung harus mengeluarkan urat leher biar orang lain percaya. Kadang harus membawa-bawa orang yang sudah meninggal.

Rakyat indonesia memang tidak boleh ada yang baru, kabar baru, warna baru, pandangan baru semua akan menjadi puncak perhatian bersama. Sebab, di sini orangnya masih latah dan sangat reaktif. Ada kabar Ahok semua bicara Ahok, ada kabar Raisa buat acara hari patah hati nasional, ada pembaitaian Rohingya seperti orang yang paling peduli, sekarang ada kabar PKI semuanya seolah menjadi orang yang paling paham dan mengerti PKI.

Saya sangat menyakini semua rakyat Indonesia tidak akan pernah mau kalau PKI bangkit lagi, atas kekejaman PKI, kesadisan PKI, yang membunuh TNI, dan juga yang menghabiskan para ulama-ulama kita.

 

*) Elman Duro – Pamekasan