MEDIAJATIM.COM | BALIKPAPAN – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai bahwa Partai Demokrat memiliki kemiripan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Jika dalam ber-Islam, NU adalah garda depan dalam memperjuangkan corak Islam yang moderat, “tengah”, atau yang disebut dengan Islam Wasathiyyah, maka Partai Demokrat juga konsisten menjadi simbol perjuangan politik yang moderat, partai tengah, nasionalis-religius.
“Demokrat ini punya kemiripan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Kita sama-sama wasathiyah atau moderat dan “tengah”. Karena itu Demokrat terus berikhtiar agar tidak terjebak dalam polarisasi politik, baik di ekstrim kiri (ultra-nasionalis) maupun ekstrim kanan (agamis-konservatif),” katanya usai menghadiri acara pelantikan pengurus PBNU periode 2022-2027 serta Harlah ke-96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Itulah mengapa, lanjut AHY, saat sejumlah kekuatan politik mengeksploitasi politik identitas, Partai Demokrat mencoba istiqomah untuk tidak tergoda. “Kami tetap berada di “jalan tengah” untuk menjaga keseimbangan politik bangsa. Jadi, Khittah atau garis perjuangan politik Partai Demokrat memang mirip dengan Nahdlatul Ulama. Kita sama-sama bercorak “wasathiyyah”, jadi wajar kalau kita punya chemistry yang kuat,” ujar suami Annisa Larasati Pohan tersebut.
Karena itu, alumni Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat itu menyatakan, dirinya siap bersinergi dalam menjalankan kerja-kerja politik kebangsaan, pendidikan politik (civic education), peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kalangan Santri, dan pemberdayaan sosial-ekonomi keumatan. “Demokrat siap bersinergi,” katanya.
AHY juga kembali menegaskan, dalam konteks penguatan daya saing SDM Santri, AHY siap berkolaborasi. “Sejak era pemerintahan Presiden SBY, yang kini dilanjutkan Presiden Joko Widodo, kita telah memulai dengan menginisiasi “Beasiswa Santri” yang menyasar para Santri berprestasi dari pesantren-pesantren se-Indonesia. Kita berharap, dengan tetap mempertahankan tradisi khas pendidikan pesantren yang mencerdaskan, para Santri juga harus terus kita dorong untuk melakukan akselerasi, meningkatkan kualitas, kapasitas, pengetahuan dan ketrampilan, agar mampu berdialektika dengan perubahan sosial, kemajuan teknologi, dan berbagai disiplin keilmuan kontemporer saat ini,” jelas AHY mengakhiri pembicaraan.
Reporter: Ist
Redaktur: A6