Bangkalan — Wisata Sungai Bancaran (Wisaibaran) belum resmi beroperasi. Namun, sejumlah fasilitas sudah mulai mengalami kerusakan.
Diketahui, wisata tersebut dibangun sejak 2020 menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari empat perusahaan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Bancaran Ali Fikar mengatakan, Wisata Sungai Bancaran belum diizinkan beroperasi oleh pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
“Alasannya, karena sejumlah titik belum tuntas dibangun,” jelasnya, Jumat (2/12/2022).
Meski belum dibuka, kata Fikar, sejumlah fasilitas, seperti spot foto sudah mulai rusak. Lantaran tidak ada pemasukan untuk digunakan sebagai biaya perawatan.
“Jadi hampir 90 persen kerusakan tidak bisa dihindari,” tambah Fikar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan Hasan Faisol mengaku pihaknya tidak terlibat dalam pembangunan wisata tersebut.
Tapi, dia membenarkan bahwa dana yang digunakan untuk membangun Wisata Sungai Bancaran itu berasal dari CSR perusahaan.
“Kami tidak terlibat. Jadi, kami tidak ikut campur,” tuturnya.
Sedangkan Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Subaidi menyebutkan, pemkab memang ahli merencanakan dan membangun wisata. Akan tetapi setelah dibangun, tidak dirawat dengan baik alias dibiarkan terbengkalai.
“Wisata di Bancaran ini salah satu contohnya. Dibiarkan rusak sebelum bisa menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujarnya. (hel/zul)