web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000
Wisata  

Belum Resmi Beroperasi, Sejumlah Fasilitas di Wisata Sungai Bancaran Mulai Rusak

Media Jatim
Wisata Sungai Bancaran
(Helmi Yahya/Media Jatim) Seorang pemuda sedang melintas di atas jembatan penghubung antarspot di Wisata Sungai Bancaran, Jumat (2/12/2022).

Bangkalan — Wisata Sungai Bancaran (Wisaibaran) belum resmi beroperasi. Namun, sejumlah fasilitas sudah mulai mengalami kerusakan.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Diketahui, wisata tersebut dibangun sejak 2020 menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari empat perusahaan.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Bancaran Ali Fikar mengatakan, Wisata Sungai Bancaran belum diizinkan beroperasi oleh pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.

“Alasannya, karena sejumlah titik belum tuntas dibangun,” jelasnya, Jumat (2/12/2022).

Meski belum dibuka, kata Fikar, sejumlah fasilitas, seperti spot foto sudah mulai rusak. Lantaran tidak ada pemasukan untuk digunakan sebagai biaya perawatan.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Jadi hampir 90 persen kerusakan tidak bisa dihindari,” tambah Fikar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan Hasan Faisol mengaku pihaknya tidak terlibat dalam pembangunan wisata tersebut.

Baca Juga:  Dua Wisata Pamekasan Mati di Tangan Kusairi, Asprim Sebut Efek Tak Ada Inovasi!

Tapi, dia membenarkan bahwa dana yang digunakan untuk membangun Wisata Sungai Bancaran itu berasal dari CSR perusahaan.

“Kami tidak terlibat. Jadi, kami tidak ikut campur,” tuturnya.

Sedangkan Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Subaidi menyebutkan, pemkab memang ahli merencanakan dan membangun wisata. Akan tetapi setelah dibangun, tidak dirawat dengan baik alias dibiarkan terbengkalai.

“Wisata di Bancaran ini salah satu contohnya. Dibiarkan rusak sebelum bisa menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujarnya. (hel/zul)