web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Eksploitasi Ruang Pesisir dan Laut Butuh Peran Multipihak

Media Jatim
Seminar
(Dok. PWI Jawa Timur) Seminar Nasional Pemanfaatan Ruang Pesisir dan Laut yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur di Hotel Platinum, Surabaya, Kamis (16/2/2023).

Surabaya, mediajatim.com — Butuh peran banyak pihak untuk merawat ruang pesisir dan laut. Apalagi banyak peraturan yang sangat kompleks yang mengatur sektor ini.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Pemanfaatan Ruang Pesisir dan Laut yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Acara yang sekaligus menjadi kick off peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Jawa Timur 2023 ini diadakan di Hotel Platinum, Jalan Tunjungan, Surabaya, Kamis (16/02/2023).

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang ikut hadir mengapresiasi PWI Jawa Timur yang menggelar seminar ini. Pasalnya, materi seminar ini amat penting bagi semua pihak.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

“Saya support PWI Jawa Timur di acara ini,” ungkapnya.

Baca Juga:  Walhi Jatim Sebut Hasil Pantauan BPN Sumenep terhadap Lokasi Tambak Garam Gersik Putih Ngawur

Plt Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Suharyanto yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono membacakan makalah dalam seminar ini.

Sedangkan Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Perencanaan Ruang Laut, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Permana Yudiarso mengatakan, butuh kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan dunia usaha.

“Kolaborasi sangat penting karena pemanfaatan ruang laut mencakup permukaan, kolom, dan dasar laut,” ujarnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur M Isa Anshori menyampaikan, ekspor perikanan dari Jawa Timur tertinggi di Indonesia. Bahkan mereka yang menangkap ikan di Laut Arafuru, bongkarnya tetap di Jawa Timur.

“Ke depan menangkap ikan itu akan kena pajak. Kalau nggak salah tahun ini sudah ada dan masuk dalam Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),” kata Isa Anshori.

Diakuinya, sektor penangkapan ikan sempat anjlok Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)-nya selama pandemi. Namun saat ini sudah berangsur pulih karena nilai tukar nelayan sudah mulai tinggi mencapai 103, 75.

Baca Juga:  Komandan Pos TNI AL Jangkar Dampingi Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Tinjau Keberangkatan Kapal Ferry KMP Dharma Kartika

Ada beberapa isu strategis kebijakan pembangunan maritim. Di antaranya illegal fishing, rendahnya kesadaran masyarakat atas perundangan, tumpang tindih pemanfaatan ruang laut, serta perubahan iklim global.

Sementara, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengungkapkan, potensi migas di Indonesia cukup besar karena ada 128 cekungan. Dari jumlah itu ada 68 cekungan yang belum dieksplorasi.

“Nantinya memang pemanfaatan energi fosil akan berkurang, sedangkan energi baru terbarukan (EBT) akan bertambah porsinya,” katanya.

Akademisi ITS Daniel M Rosyid melihat undang-undang saja masih jauh dari cukup untuk mengatur ruang pesisir dan laut. Yang lebih penting adalah organisasi dan sumber daya.

Acara ini juga ditandai dengan Deklarasi Laut Bersih yang melibatkan 14 stakeholder yang memanfaatkan ruang pesisir dan laut. Kemudian dilakukan pencanangan nama titik terumbu karang. Yang mengejutkan di akhir acara ada tumpeng untuk memperingati HPN 2023 yang dimakan bersama-sama oleh para peserta seminar. (*/zul)