7 Amanat Kiai Marzuki Mustamar untuk Warga Madura di Resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama MWCNU Kadur Pamekasan

Media Jatim
NU
(Ongky Arista UA/Media Jatim) Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar (baju merah) didampingi Bupati Pamekasan Baddrut Tamam (baju hijau) pada Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan MWCNU Kadur, Pamekasan (23/2/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Resepsi Puncak satu Abad Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan MWCNU Kadur, Kabupaten Pamekasan, dihadiri langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, Kamis (23/2/2023).

InShot_20241111_121036630
InShot_20241111_154314461
IMG-20241108-WA0045

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Marzuki menyampaikan setidaknya tujuh amanat penting di depan sekitar 20 ribu warga yang hadir di acara yang bertempat di lapangan depan Puskesmas Kadur tersebut.

Pertama, Kiai Marzuki meminta masyarakat tidak meninggalkan salat. “Salat lebih penting dari apa pun, dari apa pun, dan tidak ada alasan saudara boleh meninggalkan salat,” ungkapnya.

Perkara salat ini, kata dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu, kerap disepelekan. “Banyak orang menunaikan umrah namun meninggalkan salat, misalnya saat di penerbangan,” paparnya.

Baca Juga:  Pamekasan Jadi Tuan Rumah MTQ XXIX Jawa Timur, ALMASBIR: Ratusan Pesantren Pasti Ikut Bahagia

Kedua, dia mengajak para nahdliyin untuk tidak memelihara sikap iri dan dengki. Sebab, itu akan membakar diri sendiri dan menjadi penyakit dalam hati.

Ketiga, warga NU di Madura harus menjaga kerukunan antarumat beragama maupun beda agama. “Utamanya sesama warga NU, sesama agama, atau beda agama. Bahkan buatlah nonmuslim akhirnya menjadi muslim,” tegasnya.

Banner Iklan Media Jatim

Keempat, Kiai Marzuki juga mengajak warga untuk tidak saling suuzan. Kelima, untuk meneladani pesan perilaku Syekh Abdul Qadir Jailani yang sopan kepada anak kecil dan orang tua.

Andhep asor (rendah hati dan lemah lembut,red), tidak sombong, dan tetap berperilaku rendah hati kepada siapa pun. Bahkan, Kanjeng Nabi diperintahkan untuk berlaku baik atau andhep asor kepada para sahabatnya di mana mereka adalah murid Rasulullah,” jelasnya.

Baca Juga:  Dinsos P3A Sumenep Bakal Pakai DBHCHT Rp 2,8 Miliar untuk BLT Buruh Tani dan Pabrik Rokok

Keenam, untuk senantiasa mendekatkan diri kepada para ulama. Sebab, hanya para ulama yang mengetahui dasar-dasar keagamaan yang dipraktikkan masyarakat hari ini.

“Marzuki yang bodoh ini, menjadi orang NU agar dekat dengan para ulama, agar satu barisan dengan para ulama,” bebernya.

Ketujuh, memegang teguh prinsip NKRI harga mati. Dia mengatakan, hanya Indonesia yang memiliki penduduk Islam besar di dunia yang sampai saat ini aman dan hidup dengan tentram.

“Merusak Indonesia, mengacau Indonesia, membuli Indonesia, sejatinya sama saja dengan mengacaukan ahlussunah waljamaah, sebab, Indonesia aman dan tentram karena mayoritas warganya menganut ahlusunnah waljamaah dan mereka ini adalah orang-orang NU,” tegasnya.

Kai Marzuki berharap, kedaulatan NKRI harus tetap dijaga secara bersama-sama. Semua elemen masyarakat harus berpartisipasi menjaga keutuhan Indonesia utamanya warga NU.(*/ky)