web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Anak Yatim Berdarah Pamekasan yang Tak Pernah Menolak Keinginan Ibunya Itu Kini Jadi Jenderal Bintang Dua

Media Jatim
Irjen Eko Budi Sampurno
(Dok. Tribuntimur.com) Irjen Polisi Eko Budi Sampurno saat masih menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Barat dan belum naik pangkat Inspektur Jenderal Tahun 2020.

Pamekasan, mediajatim.com — Masyarakat Pamekasan patut berbangga hati, sebab, ada salah seorang putra daerah yang memiliki karir moncer di institusi Polri.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Putra daerah tersebut yakni Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Wakalemdiklat Polri) Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Eko Budi Sampurno.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Jenderal bintang dua lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1989 tersebut tercatat sebagai taruna yang cerdas.

Sejak masuk Akabri 1989 (sekarang Akademi TNI, red) hingga Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Sespim Lemdiklat Polri 2014, Eko selalu masuk peringkat 10 besar.

“Kedua orang tua saya dari Desa Prekbun, Kecamatan Pademawu, dan hingga saat ini, saya bangga menjadi orang Madura,” ungkapnya saat diwawancarai mediajatim.com, Senin (13/3/2023).

Menurut mantan Kapolda Sulawesi Barat itu, karirnya yang cukup cemerlang saat ini tidak lepas dari doa kedua orang tuanya, terutama sang ibu.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Saya dari awal tidak bercita-cita menjadi polisi, tapi cita-cita saya adalah sekolah gratis, saya dari sekolah dasar (SD) hingga S3 itu beasiswa semua, Alhamdulillah dilancarkan, tentu berkat doa kedua orang tua,” bebernya.

Baca Juga:  Dukung Akselarasi Pembangunan Nasional, Pj Bupati Pamekasan Tinjau Progres TMMD ke-119

Eko sedikit mengisahkan, bahwa dulu, bapaknya meninggal saat dia masih duduk di kelas dua SD dan ibunya menjadi orang tua tunggal sejak dirinya kecil.

“Makanya dari kecil saya bercita-cita mendapat sekolah atau belajar gratis, agar tidak menyusahkan ibu, dan saya tanamkan itu dari kecil,” tuturnya.

Seja kecil itu, semua perintah atau yang ibunya inginkan, kata Eko, tidak mungkin tidak dilakukannya, sebab, sosok ibu adalah segalanya bagi hidupnya.

“Ibu itu adalah azimat, penguat dan hingga beliau wafat pada umur 82 tahun, saya tidak pernah menolak kemauan beliau, meski begitu saya merasa belum berbakti kepadanya,” pungkasnya.(rif/ky)