Sumenep, mediajatim.com — Korban aksi brutal pihak Kepolisian Resor (Polres) Sumenep dalam aksi tuntut penangkapan mafia pupuk oleh Aliansi Amanah Rakyat (AAR) harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar, Kamis (6/4/2023).
Akibat tindakan brutal pihak kepolisian tersebut, salah seorang peserta aksi Sigit harus mendapat perawatan medis.
Sigit mengaku, dirinya dipukul oleh salah seorang pihak kepolisian saat melalukan aksi. “Kalau saya mas, kena pukul di bagian kepala dan beberapa badan lainnya,” ungkapnya, Kamis (6/4/2023).
Selain mendapat pukulan, Sigit menuturkan, dirinya juga diseret, dicekik, hingga diinjak-injak oleh pihak kepolisian. “Ini masih ada jejak sepatunya di kaos saya,” imbuhnya.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sumenep ini juga mengaku bahwa hingga kini dadanya masih terasa nyeri akibat diinjak oleh polisi.
“Sesak nafas, pusing kepala, dan kemarin kata teman-teman saya sempat mengalami pingsan,” tukasnya.
Menurut Sigit, polisi telah bersikap arogan pada massa aksi. Atas hal itu, dirinya berharap, pihak kepolisian ke depan harus lebih mengayomi dan berperikemanusiaan saat menghadapi massa aksi.
Meski dirinya sempat terkapar lemas di RSUD Sumenep, dia mengaku akan terus melanjutkan perjuangan.
“Perjuangan ini akan tetap dilanjutkan, sekalipun sudah mengalami tragedi yang demikian,” katanya pada mediajatim.com.
Sementara itu, dr. Arya Rasi Putranto yang menangani Sigit, melalui perawatnya mengatakan, pasien hari ini sudah mulai membaik.
“Apabila kondisi pasien sore nanti tidak lagi mengalami pusing dan muntah-muntah, maka bisa dibawa pulang,” ungkapnya pada mediajatim.com, Kamis (6/4/2023).
Dia juga menyampaikan, pasien telah menjalani proses pemeriksaan radiologi guna mengetahui kondisi bagian dalam tubuh pasien.
“Namun untuk hasilnya, menunggu dari dokternya mas,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan mediajatim.com, pada Kamis (6/4/2023) setelah buka puasa tadi, Sigit telah diperkenankan pulang oleh pihak RSUD Sumenep.(mj11/faj)