FEB UNIJA Kolaborasi dengan UTM, UNAIR dan Lincoln University Dampingi Petani Rumput Laut di Sumenep

Media Jatim
UNIJA
(Kurdianto Al Laily/Media Jatim) Foto bersama delegasi FEB UNIJA Madura, UTM Bangkalan, UNAIR Surabaya, Pemdes Lobuk dan Lincoln University New Zealand dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat Internasional di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Selasa (9/1/2024).

Sumenepmediajatim.com — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Wiraraja (UNIJA) Madura berkolaborasi dengan FEB UTM Bangkalan, FEB UNAIR Surabaya dan Lincoln University New Zealand dalam pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Internasional, Selasa (9/1/2024).

Kegiatan yang bertajuk “Ketahanan Pangan Berkelanjutan Produksi Rumput Laut” ini bertempat di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Dekan FEB UNIJA Madura Ahmad Ghufrony menerangkan bahwa akan terus mendampingi petani rumput laut di Sumenep.

Apalagi, ucap Ghufrony, petani rumput laut di Sumenep saat ini menghadapi beberapa persoalan, salah satunya, keterlambatan pembayaran saat penjualan.

“Kalau gagal panen itu sudah biasa dan bisa diatasi, tapi kalau petani atau pengepul yang tidak dibayar, roda perekonomian masyarakat akan lumpuh,” ungkapnya, Selasa (9/1/2024).

Baca Juga:  Kholilurrahman Mengaku Didukung Khofifah dan Rektor UNISMA

Oleh karena itu, lanjut Ghufrony, kolaborasi beberapa kampus ini diharapkan bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang membelit para petani rumput laut.

“Semoga kami semua ini bisa bermanfaat kepada pelaku usaha rumput laut ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Dekan FEB UTM Bangkalan
Sutikno mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menggarap pengembangan ekonomi desa.

Kami mendapatkan tugas dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI untuk mendampingi 250 desa, terutama BUMDes.

“Sumenep ini unik, di samping usaha rumput laut yang harus kita dampingi, ada juga cabai jamu dan kelor,” ungkapnya, Selasa (9/1/2024).

Baca Juga:  Bea Cukai Madura Edukasi Linmas untuk Tekan Peredaran Rokok Ilegal

Pada kesempatan yang sama, perwakilan FEB UNAIR Surabaya Yetty Dwi Lestari menjelaskan bahwa program pengabdian ini adalah salah satu kontribusi nyata UNAIR kepada masyarakat.

“Petani tinggal pilih, apa saja yang dibutuhkan, apakah cara penanaman, pengolahan atau marketing,” ungkapnya, Selasa (9/1/2024).

Setelah kegiatan pengabdian ini, terang Yetty, harus ada tindak lanjut dari beberapa kampus yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat Internasional ini.

“Apabila semua pihak bisa bekerja sama dan saling terbuka, maka para pelaku usaha rumput laut akan semakin sejahtera,” paparnya.(ly/faj)