Rektor UNIRA in Memoriam: Diberi Mobil Malah Naik Motor, Tetangga Tak Tahu Faisal seorang Rektor!

Media Jatim
Rektor UNIRA Faisal
(Dok. K-TV) Mendiang Rektor UNIRA Faisal Estu Yulianto di ruang podcast K-TV pada September 2023.

Pamekasan, mediajatim.com – Rektor Universitas Madura (UNIRA) Faisal Estu Yulianto meninggal di RSUD Smart Pamekasan, Minggu (18/2/2024) pukul 19.45 WIB.

Faisal Estu adalah doktor lulusan ITS Surabaya. Dia ahli bidang Geoteknik. Faisal menjadi rektor UNIRA sejak 31 Agustus 2021.

Jabatan Rektor UNIRA yang diemban Faisal masih akan berakhir pada 2025. Namun, siapa sangka, Faisal jatuh sakit.

Pihak keluarga menyebut bahwa Dr. Faisal sakit lambung, dan meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dirujuk dan mendapat perawatan medis di RSAL dr. Ramelan Surabaya.

Jauh hari sebelumnya, tepatnya pada 19 September 2023, mediajatim.com sempat mewawancarai Faisal tentang kesehariannya yang unik, yakni enggan memakai mobil dinas rektor.

Umumnya seorang rektor, Faisal seharusnya memanfaatkan fasilitas dinasnya. Misal, mobil dinasnya sebagai rektor.

Namun, Faisal tidak memanfaatkan itu. Suatu siang pada 14 September 2023, dia datang ke studio K-TV di Jalan Raya Panglegur untuk podcast.

Tidak sama dengan tamu umumnya, Faisal memakai sepeda bebek, tidak bergaya sebagaimana seorang rektor.

“Saya terbiasa motoran setiap hari, karena lebih fleksibel, baik ke kampus, antar atau jemput anak sekolah,” ungkapnya saat diwawancarai mediajatim.com, 19 September 2023.

Memakai mobil, kata Faisal, lebih banyak memakan waktu.

“Agar lebih cepat saya memilih pakai motor karena waktu sangat berharga bagi saya,” imbuhnya.

Dia mengatakan, UNIRA menyediakan mobil dinas untuk dirinya, namun, dia hanya memanfaatkannya jika ada keperluan kampus yang benar-benar perlu memakai mobil.

Baca Juga:  Ketua KPU Pamekasan: Demi Allah, Saya Netral!

“Mobil dinas dari kantor ada. Tapi saya pakai saat ada tamu saja. Karena bagaimana pun juga kita harus menghargai tamu, dan jika tak ada sopir saya nyetir sendiri,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, mobilnya juga biasa dipakai oleh staf akademik sebab dia tidak melarang jika ada staf yang membutuhkan mobil dinas untuk kepentingan kampus.

“Saya juga merasa lebih baik bilamana mahasiswa tidak tahu kalau saya rektor, karena kalau tahu mereka pasti sungkan. Misal mereka tidak tahu, saya bisa melihat bagaimana orang lain menilai saya, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Penilaian baik dan buruk dari orang saya terima,” ulasnya kala itu.

Faisal tidak ingin orang lain sungkan pada dirinya. Dia juga mengaku ingin melihat perilaku di sekitarnya tanpa embel-embel dan kacamata dirinya sebagai seorang rektor.

“Masyarakat kita paling susah untuk bilang tidak kepada atasan. Beda dengan orang barat. Prinsip saya memimpin UNIRA tidak pernah saya menganggap staf itu sebagai anak buah, tapi mitra kerja. Karena sebagai pemimpin tugasnya melayani bukan minta dilayani,” tuturnya.

Menjadi Rektor Bukan yang Dia Pikirkan

Kepada mediajatim.com, Faisal juga bercerita bahwa dirinya tidak pernah berpikir menjadi seorang rektor walaupun sebelumnya dia pernah beberapa kali menjabat sebagai pimpinan di UNIRA.

Baca Juga:  Tantangan Makin Kompleks, Rektor UNIBA Singgung Tag line dari Madura untuk Indonesia di Halalbihalal

“Saya menghabiskan masa kecil hingga remaja di Sumenep, kuliah S1 di Malang. Kuliah S2 pada 2008 dan S3 pada 2011 di Teknik Sipil ITS. Pada 2017 jadi Wakil Rektor, sebelumnya pernah jadi Dekan, Kaprodi, dan di badan penjaminan mutu juga pernah,” bebernya.

Faisal mengaku sempat menolak ketika dewan senat universitas memilihnya sebagai rektor.

“Awalnya saya tidak mau, karena bertanggung jawab atas anak dan istri saja sudah berat di hadapan Allah, apalagi memimpin ribuan mahasiswa dan staf. Jika ada satu orang yang terzalimi saat saya memimpin itu akan memberatkan saya di akhirat,” ungkapnya.

Faisal juga menerangkan bahwa motto hidupnya ialah tetap menjadi diri sendiri meskipun memiliki jabatan atau tidak.

“Jabatan itu sementara, semua ada waktunya. Jangan dibutakan dengan jabatan. Karena tujuan utama yang saya lakukan adalah bisa bermanfaat, diakui atau tidak oleh orang lain saya tidak peduli,” pungkasnya.

Kru mediajatim.com ngelayat ke rumah duka di Jalan Jalmak Gang 3, Desa Jalmak, Kecamatan Kota Pamekasan, Selasa (20/2/2024).

Sampai di lokasi, kru bertemu dengan sejumlah tetangga dekat rektor. Di antara mereka mengatakan baru mengetahui bahwa Faisal Estu seorang rektor.

“Baru tahu setelah wafat, baca di karangan bunga kalau beliau rektor, karena di sini, dia tidak pernah memakai baju yang mewah,” ujar salah seorang tetangga.(fit/ky)

Respon (1)

  1. Ajunan orang baik bapak, semoga allah menempatkan ajunan di sisiNya yakni surga, alfatihah untuk ajunan bapak😢

Komentar ditutup.