Display 17 Agustus _20240918_112934_0000

Upgrade Pemasaran UMKM Batik Desa Toket, Mahasiswa KKN UIM Kenalkan Marketing 5.0 dan 6.0

Media Jatim
(Fitria M/Media Jatim) Dosen Prodi Sistem Informasi UIM Aang Kisnu Darmawan sedang menyampaikan materinya pada Seminar Penerapan Digital Marketing 5.0 dan 6.0 untuk UMKM Batik di Desa Toket, Rabu (7/8/2024).

Pamekasan, mediajatim.com — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 4 Universitas Islam Madura (UIM) menggelar Seminar Penerapan Konsep Marketing 5.0 dan 6.0 untuk Digital Marketing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Batik Desa Toket, Rabu (7/8/2024).

Kegiatan ini digelar untuk meng-upgrade strategi pemasaran pelaku UMKM Batik desa setempat agar lebih baik dan lebih luas menjangkau pembeli.

Kegiatan yang berlangsung di rumah Kepala Desa Toket itu menghadirkan Dosen Prodi Sistem Informasi UIM Aang Kisnu Darmawan sebagai pemateri.

Aang menjelaskan, gaya pemasaran sejatinya dimulai dari marketing 1.0 yang fokus pada kualitas produk tanpa memperhatikan kebutuhan pasar.

“Seperti pembuatan batik yang mengedepankan motif dan kualitas barang tanpa melihat siapa pembelinya,” tuturnya, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga:  Kades Bungbaruh Ingin Desanya Jadi Penghasil Batik

Kemudian, lanjut Aang, pada marketing 2.0, pengusaha mulai mengelompokkan barang sesuai permintaan pelanggan atau dikenal dengan istilah consumers oriented.

“Dari sini, kita bisa melakukan pengelompokkan pelanggan berdasarkan corak atau motif batik yang disenangi,” imbuhnya.

Namun, kata Aang, seiring berjalannya waktu orang-orang tidak lagi mendewakan pembeli, melainkan lebih memperhatikan dampaknya pada lingkungan.

Banner Iklan Media Jatim

“Misalnya sudah mulai menggunakan pewarna alami, sehingga tidak mencemari lingkungan dan sebagainya,” jelasnya.

Marketing 1.0 hingga 3.0, terang Aang, adalah era pemasaran konvensional dan beberapa tahun setelahnya orang beralih pada marketing 4.0.

“Pada marketing 4.0 ini, pengusaha sudah punya website atau menggunakan e-commerce sebagai tempat berjualan,” sebutnya.

Sedangkan saat ini, ujar Aang, adalah era marketing 5.0 atau marketing in digital world yang mana perilaku belanja seseorang dipelajari oleh sistem, kemudian dipetakan polanya.

Baca Juga:  Disporapar Pamekasan Pindah Anggaran Hari Jadi 2023 ke Proyek Fisik, Perayaan Hanya Berupa Upacara Seremonial Saja!

“Bukan hanya itu, personalisasi kita juga dipelajari, maka yang direkomendasi oleh platform belanja tidak jauh dari yang kita cari,” jelasnya.

Penerapan marketing 5.0 pada UMKM Batik, tutur Aang, bisa dimulai dengan melakukan riset pasar online, kebutuhan pelanggan, personalisasi penawaran, dan analisis data penjualan.

Bahkan, ucap Aang, kini juga sudah ada marketing 6.0. Model marketing ini sudah memanfaatkan Artificial Intelligent (AI) untuk membaca gaya dan selera pembeli.

“Kemudian ada juga Omni Channel, sebuah strategi pemasaran yang menggabungkan semua saluran, baik online maupun offline, agar pembeli terpikat dan tertarik untuk membeli lagi,” pungkasnya.(fit/faj/**)