web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Makna Hijab dalam Kehidupan

Media Jatim

Oleh: Untung Wahyudi

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Bagi kaum perempuan Muslim, menutup aurat adalah sebuah keharusan yang diperintahkan oleh agama. Karena itu, mereka harus bisa melaksanakannya sesuai aturan, meskipun kadang ada yang merasa belum yakin untuk memakainya. Mereka banyak yang takut tidak konsisten, sehingga hijab hanya berfungsi sebagai fesyen, bukan untuk menutupi aurat.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Namun, dewasa ini, memakai hijab seolah-seolah menjadi sebuah tren. Perempuan yang sebelumnya membiarkan rambutnya tergerai bebas, kini sudah mulai yakin dengan menutupnya dengan hijab. Bahkan, di kalangan selebritis, banyak yang juga berbondong-bondong memakainya. Ini merupakan sebuah kebanggan tersendiri, khususnya bagi kaum perempuan karena telah menaati perintah agama dengan baik.
Tapi, terkadang ada yang menganggap bahwa menutup aurat atau berhijab akan menghambat karier. Mereka takut melamar kerja di perusahaan-perusahaan besar atau asing karena pakaian mereka yang serba tertutup.

Ifa Avianty lewat buku My Hijab berusaha memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan hijab. Dari masalah karier, keyakinan, hingga jodoh. Ifa menjelaskan, kaum perempuan berhijab tidak perlu takut atau khawatir dengan karier, atau jodoh sekalipun. Dewasa ini sudah banyak Hijaber (pemakai hijab) yang membuktikan bahwa mereka juga bisa eksis di dunia kerja tanpa mempermasalahkan pakaian.

Hal ini memang terbukti karena kita bisa menyaksikan sendiri, mereka juga bekerja dengan gesit dan sukses, bahkan pamor selebritis berhijab semakin naik sejak memutuskan berhijab (hlm. 115).

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Sebelum awal 1990-an, memakai hijab—dulu dikenal dengan jilbab—di sekolah atau kampus adalah sesuatu yang langka, bahkan sesuatu yang tabu. Apalagi, saat itu memang pernah ada larangan memakai jilbab, terutama untuk keperluan foto ujian akhir. Barulah pada 1991 SK jilbab diberikan, sehingga pelajar dan mahasiswa yang hendak memakainya tidak perlu takut lagi.

Baca Juga:  Membersihkan Hati dari Iri dan Dengki

Namun begitu, bukan berarti mereka aman mengenakannya. Pelecehan dan cemoohan sering kali didapat, terutama di angkot atau halte-halte bis.

Selain berbagi tips, dalam buku ini penulis juga berbagi kisah tentang pengalamannya saat kali pertama memutuskan berhijab. Ifa mengatakan, hijab itu harus memberi rasa aman bagi diri pemakainya, meskipun berbagai kendala akan dihadapi seseorang saat memutuskan untuk memakainya. Itulah yang pernah dialami penulis saat pertama kali memutuskan berhijab.

Buku ini sangat menarik untuk dibaca kaum perempuan, khususnya yang selama ini masih belum yakin memakai hijab. Lewat buku 164 halaman ini, penulis ingin membuktikan bahwa hijab tidak akan pernah menghambat karier, bahkan jodoh. Sebaliknya, perempuan juga bisa lebih kreatif, gesit, dan bersaing di dunia kerja, organisasi, dan instansi-instansi lainnya.

Data Buku

Judul: My Hijab

Penulis: Ifa Avianty

Penerbit: Pastel Books (Mizan), Bandung

Cetakan: Pertama, 2016

Tebal: 164 Halaman

ISBN: 9786020851426

*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya