Debat Pendidikan Se-Jatim Meriahkan HUT MPI STAIN Pamekasan

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan – Sebanyak 17 tim debat se-Jawa Timur tampak menghangati HUT Manajemen Pendidikan Islam (MPI) ke-4 STAIN Pamekasan, Minggu (11/3). Mereka bakal bersaing menjadi terbaik hingga babak final yang berlangsung Senin (12/3) pagi ini di Aula STAIN Pamekasan.

Ketua Panitia Ach. Habibi Al-Kafi menegaskan, kegiatan tersebut tidak terlepas dari latar belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan karakter baik dan buruk pada setiap orang. Melihat hal tersebut, maka pendidikan harus benar-benar diperhatikan oleh pihak-pihak terkait, sehingga karakter anak bangsa bisa lebih baik serta mutu pendidikan di Indonesia lebih meningkat.

“Itu berkaitan dengan mutu pendidikan. Debat yang diikuti mahasiswa se-Jatim ini diharapkan bisa meningkatkakan mutu pendidikan kita,” terang Ketua HIMA MPI STAIN Pamekasan, Junaidi.

Diterangkan, mutu pendidikan di Indonesia kini sangat perlu diperhatikan supaya tidak semakin banyak masalah-masalah yang terjadi. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, tambah Junaidi, perlu dilihat dari banyak sisi.

“Salah satunya yaitu penguatan karakter pada bangsa kita. Debat yang mencuatkan nilai-nilai positif atas persoalan yang ada di dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan,” tukasnya.

Baca Juga:  RBT Prihatin Kondisi PWI Pamekasan

Debat tersebut dipimpin langsung oleh mahasiswa senior MPI, yaitu Imam Bashofi. Mahasiswa MPI semester akhir ini sudah malang melintang di kejuaraan debat tingkat regional maupun nasional.

Sekretaris Panitia, Sarifudin, menambahkan, terdapat 22 mosi yang menjadi bahan debat. Mosi tersebut diacak untuk dikupas bersama-sama dengan format tim pro dan tim kontra saling adu argumen dan bidasan.

“Untuk mosi debat tahap penyisihan, ada 12 poin. Di babak perempat 6 mosi, semi final 3, dan final satu mosi,” ungkap Sarifudin.

Berikut rincian mosi tersebut:

Mosi debat tahap penyisihan

  1. Internet menyebabkan kreativitas anak bangsa menurun.
  2. Peran guru di sekolah tidak dapat digantikan oleh teknologi.
  3. Pelajaran bahasa daerah sebagai bentuk pelestarian budaya.
  4. Supervisi pendidikan belum sesuai standar.
  5. Sekolah lima hari dengan sistem Full Day School lebih efektif dari pada sekolah 6 hari.
  6. Diskriminasi pendidikan karena entitas siswa yang tidak sesuai dengan domisili sekolah
  7. Pergantian menteri pendidikan sebagai factor utama permasalahan pendidikan di Indonesia.
  8. Profesi guru yang tidak relevan dengan mata pelajaran yang diampu.
  9. Pengelolaan dan kewenangan pendidikan sekolah di Tingkat SMA dan SMK diambil alih oleh pemerintah Provinsi.
  10. Penerapan UKT (Uang Kuliah Tunggal) bagi mahasiswa yang tidak sesuai dengan kondisi nyata ekonomi mahasiswa.
  11. Olimpiade Guru Nasional (OGN) dapat membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih kompetitif.
  12. Penggunaan bahasa asing menyebabkan kurangnya rasa nasionalisme
Baca Juga:  MIN 2 Sumenep Gelar Maulidurasul, Kepsek Ajak Pertahankan Peringatan Hari Lahir Nabi Muhammad!

Mosi debat tahap perempat final

  1. Perekrutan guru dengan sistem kontrak
  2. Penghapusan keterangan Islam dalam Gelar Akademik.
  3. Perubahan soal UN dari Multiple Choice ke bentuk Essay.
  4. Organisasi mahasiswa sebagai sarana utama pencerdasan politik mahasiswa.
  5. Kebijakan Zonasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
  6. Penghapusan komite sekolah.

Mosi debat tahap semi final

  1. PPG sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru
  2. Sistem pendidikan Home Schooling jauh lebih efektif dari pada Public School
  3. Jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan sarjana S1, S2, S3

Mosi debat tahap final

Sentralisasi pendidikan pada Kurikulum 2013 menyebabkan kreativitas guru menurun.

Reporter: Imam Syafi’i

Redaktur: Sule Sulaiman