web media jatim
Tokoh  

Istimewa, Perilaku Ra Lilur Sebelum Gus Dur Dilengserkan

Media Jatim

MediaJatim.com, Bangkalan – Banyak cerita nyeleneh namun penuh makna yang ditinggalkan cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan Ra Lilur. Dari pernah membakar pondok pesantren hingga tertangkap nelayan.

Kiai sangat terkenal dengan kezuhudannya itu juga pernah melakukan perilaku aneh sebelum Gus Dur dilengserkan dari kursi kekuasaan sebagai presiden Indonesia yang pada akhirnya digantikan oleh presiden wanita pertama Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Isyarat itu muncul sekitar akhir tahun 2000. Jadi jatuh sebelum Gus Dur benar-benar jatuh. Saat itu perilaku aneh Ra Lilur muncul secara tak terduga. Ia tiba-tiba selalu diikuti dan ditempel oleh istrinya (nyai) kemanapun pergi. Mau pergi kemanapun, ia terus dibuntuti oleh sang bu nyai.

Baca Juga:  Ning Aida; Jejak Langkah Kaum Santri Meretas Karir Politik

Selain itu, Ra Lilur selalu tidur satu kamar dengan istrinya. Namun anehnya, Ra Lilur tidak tidur dalam satu tempat tidur (lencak, bahasa Madura, red). Ia tidur terpisah dengan istrinya, meski dalam satu kamar. Lebih aneh lagi, istrinya tidur diatas ranjang, sedangkan Ra Lilur malah selalu tidur di tanah (Ra Lilur tidur di bawah), sedang istri beliau di atas.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

Isyarat perilaku nyeleneh Ra Lilur itu terjawab sangat jelas. Indonesia akhirnya terjadi pergantian kepemimpinan, dari Presiden pria Gus Dur ke Presiden wanita (Megawati). Isyarat ini masih bisa dirinci lagi dalam kontek kekeluargaan. Yaitu istri hakikatnya wakil atau pembantu suami dalam keluarga.

Baca Juga:  KH. Jakfar Shadiq: Kiai Muda Berbakat dan Berbaur

Perilaku aneh itu merupakan isyarat pergantian kepemimpinan dari pria ke pemimpin wanita. Sayangnya, waktu itu tak ada yang tanggap terhadap isyarat yang terjadi lewat perilaku aneh Ra Lilur itu, atau karena masyarakat kurang peka atau karena isyarat aneh itu hanya diketahui kalangan terbatas. Yang pasti, isyarat itu cukup nyata dan jelas.

Kiai Kholilurrahman telah wafat mendahului kita pada hari Selasa (10/04) sekitar pukul 22.00 WIB, di Desa Banjar Kecamatan Galis Bangkalan.

Reporter: Sulaiman

Redaktur: Nur Aini