H Badri: Politik Sarana Efektif Bantu Umat

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember- H Badri Hamidi, nama lengkapnya. Nama tokoh yang satu ini memang tidak begitu populer di jagat politik nusantara. Ia lebih dikenal sebagai aktifis NU dan pengusaha. Namun, bukan berarti ia abai terhadap dunia politik. Sebab menurutnya, politik merupakan sarana yang efektif untuk berkontribusi pada umat secara lebih luas. Prinsipnya, berpolitik sekaligus mengabdi untuk umat dan bangsa.

“Setelah melalui istikharoh, saya memutuskan untuk terjun ke politik praktis,” ujarnya di sela-sela “Seminar Kebangsaan, Internalisasi Aswaja dalam Mengawal NKRI” di City Forest Arum Sabil, Antirogo, Jember, Jawa Timur, Rabu (27/2).

H Badri, sapaan akrabnya, lahir di Situbondo, Jawa Timur ketika kalender menunjuk angka 05 November 1963. Selain menempuh pendidikan formal, ia juga tak lupa mengenyam ilmu agama di sejumlah pondok pesantren besar. Diantaranya adalah Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo, Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo dan Pesantren Darussalam, Kreongan, Jember. Saat nyantri di pesantren yang disebut terakhir ini, H Badri menuntaskan pendidikanya di FISIP Univertas Jember.

Baca Juga:  Melalui Program Kartu TPQ-Madin Sejahtera, KarSa Berikan Tunjangan dan Beasiswa S1 bagi Guru Ngaji

Seiring berjalannya waktu, H Badri mengadu peruntungan ke Jakarta. Di ibu kota negara itu ia mendapat tantangan yang luar biasa. Namun H Badri tak pernah menyerah. Justru ia semakin tertantang untuk menaklukkan Jakarta. Akhirnya, kesulitan sedikit demi sedikit terkuak.

Ia mendirikan sejumlah perusahaan. Pasang surut dalam dunia usaha telah ia alami, mulai dari travel hingga pendidikan. Bahkan bendera PT Baham Putra Abadi, cukup berkibar, dan telah mengirimkan ribuan TKI ke Arab Saudi. Baham adalah singkatan dari Badri Hamidi, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pegiriman TKI. Namun akhrinya gulung tikar setelah pemerintah Indonesia mengadakan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi (2010).

Namun H Badri bukan jenis sosok yang mudah ciut nyali. Ia bahkan lebih agresif melakukan pelebaran usaha. Baginya, banyak jalan menuju roma. Hingga akhirnya ia membuka bisnis batubara.

Sebagai orang yang lahir di Situbondo, darah ke-NU-an H Badri memang selalu hijau, tak pernah berubah. Itu dibuktikan dengan keterlibatan dan keaktifannya di sejumlah lembaga NU di tingkat pusat. Sampai saat ini ia tercatat sebagai Wakil Ketua Lembaga Dakwah NU-PBNU. Jauh sebelumnya H Badri ditunjuk sebagai Bendahara Umum Yayasan Said Aqil Sirodj Foundation, hingga saat ini.

Baca Juga:  Ikuti Bimtek, Anggota PPS Diminta Pahami Protokol Kesehatan

Menggeluti dunia bisnis sedemikian rupa, tak membuat H Badri puas. Sebab, lingkup bisnis dinilainya terlalu kecil untuk bisa memberikan kontribusi nyata bagi umat. Maka ia memilih politik tanpa mengacuhkan usaha bisnisnya. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dipilihnya sebagai tempat berlabuh untuk bertarung di Dapil IV DPR RI (Jember-Lumajang) dalam Pemilu 17 April mendatang.

“Saya pikir ini (politik) sarana efektif untuk berjuang bagi umat dan membela rakyat kecil,” tukasnya.

Politik bukan ‘barang’ terlarang. Kalaupun selama ini politik kerap diidentifikasi sebagai hal yang kotor dan penuh caci maki, maka tentu tidak elok jika orang-orang bersih meninggalkannya. Sebab, politik harus dikembalikan kepada khitthah-nya, yaitu santun dan toleran. Di situlah peran orang bersih dan berintegritas diperlukan. Bukan begitu, Pak Haji?.

Reporter: Aryudi AR

Redaktur: A6