PERIODE II

Upaya Bupati Pamekasan Dongrak Pendapatan Pembatik

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan – Demi mendongkrak penjualan batik tulis di Pamekasan, Bupati Baddrut Tamam mengimbau seluruh lapisan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mengenakan sarung dan baju batik saat lebaran.

Imbauan tersebut sebagai upaya konkrit dalam merealisasikan program gerakan berbelanja ke warung tetangga (warteg). Pihaknya menginginkan promosi batik di daerah meningkat. Hal itu bisa dilakukan melalui terobosan menjadikan busana batik sebagai busana lebaran pilihan masyarakat.

Menurutnya, dengan menggunakan baju dan sarung batik saat lebaran berarti para pejabat ikut membantu para pengrajin dan pedagang batik lokal. Sebab, satu-satunya pakaian yang diproduksi langsung oleh masyarakat Pamekasan saat ini adalah batik.

“Kami mengajak para pejabat di lingkungan pemkab agar baju baru dan sarung barunya saat lebaran nanti menggunakan batik hasil kerajinan warga asli daerah,” ujarnya, (24/5/2019).

Baca Juga:  Bupati Harapkan Bantuan Sosial Dipergunakan dengan Semestinya

Selain langkah merealisasikan program kerjanya, Baddrut menegaskan, penggunaan baju dan sarung batik menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan para pengrajin batik. Sebab Pamekasan, merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, yang sebagian perekonomiannya bergantung pada penghasilan usaha batik tulis.

“Jumlah pengrajin batik tulis tersebar di 38 sentra batik, dengan jumlah 933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini,” tegasnya.

Sedangkan nilai ekonomi usaha batik mampu menyumbang satu hingga dua persen dalam sektor industri. Nilainya lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen dan menempati posisi pertama.

Baca Juga:  Polres Bondowoso Amankan Pelaku Penjualan Pupuk Bersubsidi Keluar Kota

“Posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 19,61 persen dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan, industri batik lokal juga memiliki kaitan erat dengan beberapa program kerja yang sedang dijalankan. Seperti industri kreatif maupun program wirausahawan baru, serta beberapa program lainnya.

Dengan demikian pihaknya berupaya mendorong berkembangnya industri batik daerah dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi.

“Serta upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik. Makanya kami himbau seluruh OPD mengenakan pakaian batik pada saat lebaran nanti,” pungkasnya.

Reporter: Zul

Redaktur: Sulaiman