MediaJatim.com – Sumenep dikenal kaya akan hasil sumber daya lautnya yang berupa rumput laut. Hal ini yang mendasari mahasiswa Universitas Airlangga berinovasi untuk mengembangkan produk es krim dari tepung kappa dan iota karagenan berbahan dasar rumput laut. Mereka pula mentransfer teknologi dalam pembuatan es krim dari hasil ekstrak rumput laut kepada para santri di Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aeng Dake, Bluto Sumenep, Madura.
Melalui kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa Kepada Masyarakat (PKM-M) yang diketuai oleh Desy Intan Permata Sari mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), mereka melakukan pemberdayaan kepada para santri di pondok pesantren tersebut dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan es krim serta mampu menjual hasil produk es krim tersebut secara mandiri dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan para santri.
“PKM-M ini juga mendukung program kerja Ibu Gubernur Khofifah dan Bapak Wagub Emil yang mencanangkan bahwa salah satu program kerja yang dijalani saat ini adalah menjadikan One Pesantren One Program,” tutur Desy, Jumat (07/06/2019).
“Dari program ini, bagaimana caranya suatu pondok bisa memiliki usaha mandiri yang dijalankan oleh para santrinya,” lanjutnya.
Desy memaparkan, keunggulan tepung kappa dan iota karagenan ada pada fungsinya sebagai bahan pengental es krim dan memperbaiki tekstur adonan. Ini menjadikan bahan alternatif sebagai substitusi gelatin dari bahan hewani. Karena tidak semua orang memiliki metabolisme yang tahan protein hewani. Maka tepung kappa dan iota karagenan bisa menjadi inovasi baru untuk produk es krim di kalangan pondok dan masyarakat.
“Pembuatan es krim ini berbahan tepung kappa dan iota karagenan ekstraksi dari rumput laut spesies Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma spinosum,” kata Desy.
Pencampuran tepung kappa dan iota karagenan ke dalam bahan es krim hanya butuh konsentrasi sedikit saja. Komposisi karageenan dari semua total bahan hanya 1-3%.
“Perbandingan kandungan gizi dan viskositas antara gelatin dan kombinasi dari kappa dan iota karagenan itu hampir sama. Pada kenyataannya protein dan seratnya lebih unggul karagenan. Makanya itu jadi inovasi. Es krim jadi makanan yang disukai masyarakat, apalagi anak kecil,” ujar Desy.
Desy dan tim sudah melaksanakan workshop pertama bagi para santri. Workshop itu serangkaian dari kegiatan penyuluhan dan pelatihan proses pembuatan es krim tepung kappa dan iota karagenan. Proses pembuatan awalnya didemokan oleh Desy dan tim, selanjutnya untuk meningkatkan antusias santri, proses pembuatan dilombakan, dan diakhir diumumkan pemenang.
“Pak Hadi pernah bilang, ‘Kalau mengikuti PKM, pikirkan manfaat untuk mereka. Bukan perkara lolos PIMNAS-nya. Kalau lolos, itu bonus buat kalian. Yang lebih penting itu kebermanfaatannya bagi mereka,” tambah Desy mengutip petuah dari dosen pendampingnya, Annur Ahadi Abdillah, SPi, MSi.
Inovasi dengan judul ‘KATANAN: Kombinasi Ice Cream Kappa dan Iota Karagenan Menuju Usaha Mandiri’ itu mengantarkan Desy dan anggota tim lolos pada tahap pendanaan PKM tahun 2019. Tim yang diketuai Desy itu terdiri dari Iis Suryani (FPK), Imada Icha Wahyuningsih (FPK), Putri Faradina Herman (FKM), dan Siwi Rizki Utami (FKM).
Reporter: Ist
Redaktur: Zul