Melawan Corona dengan Ziarah Kubur

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan – Salah satu cara efektif menyikapi penyebaran virus corona atau Covit-19 adalah menanamkan rasa bahagia. Sebab, bahagia dapat meningkatkan dan menyeimbangkan imun tubuh.

Itulah yang ditegaskan Direktur RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr Farid Anwar. Penegasan tersebut menginspirasi sebagian pengurus PCNU Pamekasan untuk melanjutkan ziarah maqbaroh atau ziarah kubur edisi kelima, Ahad (22/3).

Salah satu rangkaian kegiatan guna memeriahkan Harlah NU ke-97 itu, berlangsung di dua asta atau kuburan ulama NU di Kabupaten Pamekasan. Yaitu Astah KH Sayuti Mukhtar Pondok Pesantren Ummul Quro, Plakpak, Pegantenan dan Astah Pondok Pesantren Padukowan Kiai Muzammil Pakong, Pamekasan, Jawa Timur.

“Dengan ziarah kubur, kami menguatkan spiritualitas diri. Penguatan spiritualitas dalam mempertajam kebahagiaan, sihingga bisa meningkatkan imon atau daya tahan tubuh. Muaranya, insyaallah kita dijauhkan dari kejahatan virus Corona,” terang Koordinator Ziaroh Maqbaroh Harlah NU ke-97 PCNU Pamekasan, Ra Maltuful Anam.

Penguatan spiritualitas yang dimaksudkan Ra Maltuf ialah meliputi istighatsah bersama, baca yasin bersama, tahlilan bersama, dan doa bersama sembari bertawasul kepada para kiai NU yang telah wafat.

Baca Juga:  Andik Vermansah Galang Dana untuk APD dan Ventilator

Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Pamekasan tersebut menambahkan, selain menajamkan kebahagiaan, setidaknya ada 4 manfaat ziarah kubur yang terkandung pada 4 tujuan. Ra Maltuf mengetengahkan penegasan Syekh Nawawi al-Banteni dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd.

Pertama, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada di dalam kuburan. Menurut Syekh Nawawi, terang Ra Maltuf, ziarah dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri.

Di Madura, ungkap Ra Maltuf, memiliki budaya di mana pada waktu-waktu tertentu masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk bersama-sama mendoakan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain.

“Itu biasanya dilakukan sebelum atau sesudah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi tersebut lazim disebut nyalasè,” urainya.

Kedua, ziarah kubur dengan motivasi untuk tabarruk atau mendapatkan keberkahan. Ziarah dengan tujuan ini disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang dikenal baik pada waktu hidupnya. Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia khususnya warga Nahdliyin. Pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke makam para wali dan para kiai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat.

Baca Juga:  Batan Bedah Raperda Agraria, Ini Hasil Kajian Kritisnya

Ketiga, ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati dan akhirat. Ziarah dengan motivasi ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus kuburan orang muslim, bahkan kuburan orang kafir sekalipun bisa menjadi sarana untuk menjadikan seorang muslim mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya nanti akan ia lakoni.

“Terakhir, ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua,” tukasnya.

Dalam pantauan Media Jatim, peserta ziarah maqbaroh PCNU Pamekasan tidak diikuti oleh seluruh pengurus. Sebab, para pengurus menyebar ke tiga lokasi: bedah rumah, visitasi akreditasi PRNU Branta Pesisir, dan ziarah maqbaroh sendiri.

Reporter: A6

Redaktur: Zul