Retno: Politik NasDem Membanggakan

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Dewasa ini, posisi kaum wanita tak lagi termarjinalkan. Bahkan jabatan-jabatan publik terbuka bagi wanita untuk berkiprah di dalamnya. Tidak hanya itu, pemerintah juga mensyaratkan kuota 30 persen calon anggota legislaltif (Caleg) , harus diisi wanita. Dan ini terbukti tak sedikit wanita yang berhasil mengungguli perolehan suara Caleg lelaki. Bahkan di daerah tertentu, Caleg perempuan berhasil meruntuhkan hegemoni laki-laki.

Salah satu wanita di Jember yang cukup tangguh adalah Retno Asih Juwitasari. Retno, sapaan akrabnya, berhasil melenggang ke gedung DPRD Jember setelah mengumpulkan suara terbanyak di internal Caleg Partai NasDem Dapil 5. Ia merupakan satu-satunya srikandi diantara 7 anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Jember.

Baca Juga:  Universitas Islam Jember Gelar Vaksinasi bagi Mahasiswa Baru

“Tak pernah terbayangkan saya bisa menjadi wakil rakyat,” ujar Retno di kediamannya, Rabu (22/4/2020).

Wanita anggun berusia 32 tahun itu mengaku tak pernah bercita-cita untuk menjadi anggota legislatif. Baginya, politik tak ubahnya bagai lorong gelap yang tak ketahuan ujungnya. Retno buta politik dan tidak tertarik politik.

Namun dukungan dari orang tua dan keluarga membuat Retno berubah haluan. Salah satu yang ikut mempengaruhi keputusannya adalah Ketua DPD Partai NasDem Jember , H Marsuki Abd. Gofur. Menurutnya, dia adalah sosok politisi yang elegan, dan berusaha sungguh-sungguh untuk memenangkan partainya. Terbukti, H Marsuki membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin nyaleg lewat Partai NasDem, tanpa mahar.

Baca Juga:  Sepakat Menangkan Fauzi-Nyai Eva di Pilkada Sumenep

“Dan alhamdulillah, saya kira keberhasilan NasDem Jember meraih 8 kursi DPRD Jember tak lepas dari peran beliau,” ucap Retno.

Di luar itu, anggota Komisi B DPRD Jember ini mengaku kerasan bernaung di bawah bendera Partai NasDem. Pasalnya, suasana NasDem cukup sejuk, keakraban dan persaudaraan terjalin antar pengurus, kompak, harmonis, dan sebagainya.

“Dan yang pasti, budaya politik tanpa mahar, masih kokoh dipegang. Itulah yang membangggakan saya,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6