web media jatim

Jember, Hutan yang Banyak Singanya

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Kendati disibukkan dengan tugasnya sebagai abdi negara di Lumajang, Jawa Timur, namun H Mohammad Fachrur Rozi tidak begitu saja melewatkan perhatiannya terhadap perkembangan politik Jember. Menurutnya, saat ini atmosfir politik di Jember mengalami dinamika yang luar biasa. Semakin lama tensi politik semakin meninggi. Perburuan kursi bupati dan wakil bupati semakin tajam.

“Begitu banyak orang yang mengincar kursi Bupati Jember, karena Jember itu madu sehingga kumbang-kumbang pada berebutan” ucapnya di Lumajang, Rabu (7/7/2020).

Hal tersebut bisa dimafhumi karena Jember menyimpan potensi yang luar biasa, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pundi-pundi anggarannya juga fantastis, yakni sekitar Rp4 triliun. Ustadz Fachrur mengibaratkan Jember sebagai hutan dengan sekian banyak singanya.

Baca Juga:  Soal 25.000 Beasiswa, Ini Catatan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jember

“Singa tentu akan bersaing sekuat tenaga untuk menaklukkan hutan. Siapa kuat dia dapat,” urainya.

4_20250516_115309_0003
1_20250516_115308_0000
2_20250516_115309_0001
5_20250516_115309_0004
3_20250516_115309_0002
6_20250516_115309_0005
7_20250516_115309_0006

Namun menurut Ustdz Fachrur, Pilkaka bukan segala-gala sehingga harus menghalalkan segala cara. Pilkada hanyalah kontestasi biasa, karenanya tidak perlu disikapi secara berlebihan. Orang mengejar kursi bupati-wakil bupati tidak dilarang, bahkan suatu keharusan asal diniatkan untuk kemahslahatan umat. Namun jangan sampai karena ingin mencapai kekuasaan lantas mengabaikan etika dan aturan.

“Aturan harus dijaga, etika harus dikedepankan,” jelasnya.

Baca Juga:  Eksan Sebut Rofiq Bisa Pimpin Lumajang

Mantan Sekretaris PCNU Jember dua periode itu menegaskan bahwa hak semua orang untuk bermimpi mengejar kekuasaan. Namun bagi NU, orientasinya jelas, yaitu bahwa kekuasaan hanya sebagai wasilah (perantara) untuk mengabdi kepada masyarakat. Sehingga kekuasaan bukan untuk gagah-gagahan atau apalagi memperkaya diri sendiri tapi sebagai lahan pengabdian untuk kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara.

“ Jadi kekuasaan jangan dijauhi, tapi kejar kalau bisa dengan catatan hanya sebagai wasilah,” pungkasnya

Reporter: Nurwahyudi

Redaktur: Sulaiman