MEDIAJATIM.COM | Jember – Tanpa terasa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini sudah memasuki usia 48 tahun. Jika diibaratkan manusia, usia ini masih tergolong produktif menuju kematangan. Dalam kurun waktu tersebut, PPP sudah banyak memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara melalui gagasan-gagasan dan aksi kader-kadernya di parlemen.
PPP merupakan hasil fusi empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) dan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi). PPP dideklarasikan 5 Januari 1973. Salah satu deklaratornya adalah Idham Chalid, Ketua Umum PB NU waktu itu.
“Jadi pendirian PPP memang tak lepas dari peran tokoh-tokoh NU,” ujar Wakil Ketua DPW PPP Jawa Timur, Dr. KH Suhermin Abdul Muhaimin, M.Pd. di kediamannya, Gebang, Kecamatan Patrang Jember, Rabu (6/1/2021).
Meski demikian, perjalanan PPP mencapai usia itu, bukan tanpa rintangan. Selama orde baru, PPP selalu diintimidasi, diimusuhi, bahkan azas dan logo partai dipaksa diubah dengan gambar bintang sampai akhirnya kembali lagi ke azas Islam dan logo lama (Ka’bah) menyusul tumbangnya kekuasaan Soeharto dengan orde barunya. Tidak hanya itu, di era reformasi, PPP juga mengalami ujian berat: dualisme kepemimpinan. Namun semua itu bisa dilalui dengan baik. PPP tetap eksis di tengah kepungan partai-partai baru, bahkan dengan segmen massa yang sama.
“Alhamdulillah semua bisa kita lewati, dan PPP tetap eksis,” ungkap H Muhaimin, sapaan akrabnya,
Menurutnya, eksistensi PPP tak lepas dari perjuangan para kader partai mulai dari pusat hingga daerah, dan doa para ulama, dan pendiri PPP. Terkait pemilihan logo, tambah H Muhaimin, adalah hasil istikharah Allah yarhamhu, KH Bisri Syansuri.
“Saya kira ini (logo Ka’bah) juga punya barokah bagi kebesaran PPP,” tutur H Muhaimin.
Mantan Wakil Sekretaris PCNU Jember dua periode itu menyatakan bersykur bahwa selama ini PPP cukup istiqamah memperjuangkan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) melalui jalur politik dan kultural. Dikatakannya, paling tidak ada enam prinsip yang menjadi muara perjuangan PPP, dan tetap update sebagai dasar gerak langkah kader PPP sehingga tetap santun dalam berpolitik. Ke-6 prinsip tersebut adalah ibadah, amar ma’ruf nahi munkar, kebenaran kejujuran dan keadilan, musyawarah, persamaan kebersamaan persatuan, dan istiqamah.
“Dari semua itu, dasar-dasar perjuangan PPP, komitmen keagaman PPP, tak berlebihan jika PPP mengusung jargon rumah besar umat Islam,” terang H Muhaimin yang juga Mustasyar MWCNU Patrang ini.
Ia menambahkan, PPP berjuang untuk mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan cara meningkatkan mutu keagamaan dengan mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Islam).
“Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme, sekularisme, liberalisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, katanya, PPP berkhidmah untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam dengan mengembangkan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.
“PPP juga berjuang memelihara rasa aman, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa). Dengan demikian PPP mencegah disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia,” urainya.
H Muhaminin menambahkan, PPP juga berkhidmah untuk mengembangkan kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Itu artinya, PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
“PPP juga berjuang untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah SWT, baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. Dengan begitu, PPP mencegah kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, dan sebagainya, serta pola kehidup yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan hedonistis di tengah-tengah kehidupan masayrakt,” pungkasnya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: Sulaiman