MEDIAJATIM.COM | Jember – Grand final pemilihan Gus dan Ning Kabupaten Jember di alun-alun Jember, Senin (18/7/2022) malam mendapat sorotan sejumlah tokoh masyarakat. Pasalnya, penampilan Gus dan Ning dengan pakaian yang tembus pandang dan kurang pantas, dipertontonkan di depan publik, di alun-alun lagi. Padahal Jember dikenal sebagai kota santri, kota yang telah melahirkan banyak tokoh dan ulama level nasional.
“Penampilan mereka sungguh menghentak moral kita, kenapa ini sampai terjadi di Jember yang dikenal sebagai kota agamis dan relijius,” ujar Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Bustanul Ulum (YPIBU), H Mochammad Hafidi menanggapi pergelaran tersebut.
Memang, bukan hanya ini saja pemilihan Gus dan Ning digelar, tapi kali ini dihelat di alun-alun yang tentu jangkauan penontonnya lebih luas dan untuk semua kalangan, termasuk anak-anak . Kata Hafidi, tontonan peragaan Gus Ning yang sebagian tak sopan, sungguh tak layak menghiasi keramaian Jember.
“Siapapun yang berpikiran waras tentu menyayangkan kegiatan itu. Ini bukan soal alim atau apa, tapi urusan peradaban, urusan akhlaq yang memang wajib kita jaga,” jelasnya.
Ketua Komisi D DPRD Jember itu menyadari bahwa kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat sehingga mengambil lokasi di alun-alun, namun harus diingat bahwa itu akan menodai Jember sebagai kota santri.
“Jangan hanya karena ingin ekonomi bangkit lalu mengabaikan moral. Jangan, itu tidak benar. Saya prihatin jika hal-hal seperti ini masih dibiarkan berlanjut,” urainya.
Keprihatian juga dilontarkan Gus Baiquni Poernomo. Cucu KH Achmad Siddiq ini menyayangkan pemilihan Gus dan Ning dengan pakaian tak sopan justru dipertontonkan di alun-alun yang berseberangan dengan masjid Jamik Al-Baitul Amin.
“Tentu kita menyayangkan itu semua,” jelasnya.
Reporter: Ade Nurwahyudi
Redaktur: Aryudi AR