Internasional — Ribuan massa di Brasil dengan mengenakan jersey Timnas Brasil menduduki Gedung Kongres Nasional, Senin (9/1/2023).
Keberadaan massa itu bukan untuk merayakan prestasi yang dicapai Neymar dan kolega dalam ajang Piala Dunia 2022 di Qatar. Karena pada kenyataannya, tim yang kental dengan jersey berwarna kuning itu dihempaskan Kroasia melalui adu penalti pada babak perempat final.
Diketahui, ribuan warga itu adalah pendukung mantan Presiden Brasil sebelumnya, Jair Bolsonaro yang pada Pemilu 30 Oktober 2022 lalu kalah tipis oleh rivalnya Luiz Inacio Lula da Silva. Mereka menuntut untuk digelar pemilihan ulang.
Lula menang atas Bolsonaro dengan perolehan 50,9% berbanding 49,1%.
Dengan hasil tersebut, Bolsonaro sempat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Pemilihan Brasil, dengan alasan adanya malfungsi dalam sistem pemilu setempat, namun ditolak. Bahkan pengaduan itu mendapatkan tanggapan skeptis dari beberapa tokoh politik Brasil.
Hal inilah yang kemudian memicu aksi massa yang berlangsung hari ini di Rio de Janeiro, Brasil.
Pendukung Bolsonaro dan Jersey Brasil
Pertama kali jersey Brasil digunakan secara massal dalam agenda politik adalah ketika demonstrasi menuntut pemakzulan Presiden Brasil Dilma Rousseff 2014 lalu.
“Kostum itu mulai dinodai dengan makna politis sejak 2014,” ucap Profesor Ilmu Sejarah Universitas Brasil, Mateus Gamba Torres kepada BBC.
Pada 2018, warna itu kemudian digunakan oleh Bolsonaro dalam kampanye ketika mencalonkan diri sebagai Presiden Brasil. Taktik itu berhasil dan mendapatkan dukungan dari pemain legendaris Brasil, seperti Rivaldo dan Ronaldinho.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh beberapa pihak agar jersey tersebut kembali pada identitas aslinya, yakni kostum sepak bola dan milik siapapun yang mendukung Brasil. Termasuk apparel olahraga yang memiliki hak produksi terhadap kostum tersebut, yaitu Nike.
“Kostum tersebut kolektif. Mewakili lebih dari 210 juta warga Brasil. Ia milik kami,” kata Nike. (ak/zul)