MSFC DISPLAY WEB

Keluarga Pasien Keluhkan Layanan RSUD Mohammad Noer Pamekasan: Berhari-hari Obat Kosong!

Media Jatim
RSUD M Noer
(M. Arif/Media Jatim) Sejumlah pegawai berada di depan lobi RSUD Mohammad Noer Pamekasan, Jumat (26/5/2023).

Pamekasan, mediajatim.com – Salah seorang keluarga pasien asal Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur, M. Khairul Umam, mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mohammad Noer Pamekasan.

Keluhan itu bermula pada 19 Mei 2023. Saat itu, Khairul tengah mengantre untuk mendapatkan obat di apotek RSUD sesuai resep dokter untuk ayahnya yang menderita sakit jantung, Moh. Sudi.

Pada hari itu, Khairul sempat menunggu selama tiga jam. Namun, obat resep dokter itu ternyata kosong.

“Kami kecewa sebab sudah menunggu cukup lama dan ternyata obatnya tidak lengkap,” ungkapnya, Kamis (25/5/2023).

Sebelum pulang dari RSUD, pihak apotek mengatakan akan menghubungi dirinya pada 22 Mei 2023. Namun, pada tanggal dimaksud, pihak apotek tidak memenuhi janji.

Baca Juga:  Media Jatim Akan Support Pemberitaan Kegiatan Ra Abbas Katandur Setahun Penuh

Dua hari kemudian atau 24 Mei 2023, pihak RSUD juga belum memberikan kabar ketersediaan obat.

“Akhirnya saya ke apotek lagi, dan petugas pelayanan menyampaikan obatnya masih kosong, dan 24 Mei 2023 itu saya mencoba komunikasi lagi lewat nomor pelayanan, namun ujung-ujungnya tetap tidak ada obat,” bebernya.

Banner Iklan Media Jatim

Setelah berhari-hari menunggu kabar, lanjut Irul, baru sekitar pukul 07.14 WIB tanggal 25 Mei 2023, tiba-tiba ada pesan WhatsApp pribadi dengan nomor yang berbeda dari nomor pelayanan yang menyampaikan bahwa obat sudah tersedia.

“Kejadian ini sudah kedua kalinya dengan pasien yang sama. Maka kami meminta kepastian ketersediaan obat ke depannya. Khawatir kejadian ini berulang dan juga kepada pasien lain yang menderita sakit jantung,” jelasnya.

Baca Juga:  Dugaan Penganiayaan oleh Sekdes di Sampang Naik Penyidikan: Polisi Segera Gelar Perkara Penetapan Tersangka!

Irul mengatakan, RSUD Mohammad Noer ini milik Provinsi Jawa Timur yang sudah pasti dianggarkan oleh APBD provinsi.

“Jadi persoalan obat seharusnya sudah bisa menjadi evaluasi dan program sejak tahun 2022. Kami meminta agar pihak rumah sakit menyampaikan kepada publik atas persoalan ini, karena, kemungkinan bukan hanya ada satu pasien dengan kondisi dan persoalan yang sama,” tegasnya.

Dikonfirmasi atas hal itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag) RSUD Mohammad Noer Pamekasan mengaku belum bisa memberikan komentar panjang.

“Kami harus melaporkan perkembangan tentang ini ke direktur terlebih dahulu, baru kemudian, dan jika ada izin untuk menyampaikan, kami akan berkomentar,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (26/5/2023).(rif/ky)