Sampang, mediajatim.com — Pengurus Cabang (PC) Korps PMII Putri (Kopri) Sampang menggelar Sekolah Kader Kopri (SKK) IV se-Jawa Timur, Minggu (6/10/2024).
Kegiatan yang dilaksanakan pada 4-6 Oktober di Hotel Panglima Sampang tersebut bertajuk: “Kopri Digdaya dalam Pembangunan Daerah Multisektor”.
Ketua PC Korps PMII Putri Sampang Wasilah menuturkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) kalangan perempuan.
“Kegiatan SKK ini merupakan upaya Kopri Sampang mendorong dan memastikan bahwa perempuan ikut andil dalam berbagai sektor pembangunan daerah, tidak hanya fokus satu sektor, namun multisektor seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan, sosial budaya dan infrastruktur,” paparnya, Minggu (6/10/2024).
Wasilah juga menyebut, dalam SKK IV se-Jawa Timur ini, ada materi penguasaan Media Responsif Gender dengan menghadirkan Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Jatim Ongky Arista UA sebagai narasumber.
“Mas Ongky senior PMII sekaligus pemimpin redaksi Media Jatim dan populer di kalangan media se-Jatim, pastinya mumpuni di materi media,” tutur Wasilah.
Saat menyampaikan materi news analysis, Pemred Media Jatim Ongky Arista UA menjelaskan bahwa media itu beyond the gender.
Kata Ongky, media tidak memberitakan obyek dengan cara meninjau sisi gender terlebih dahulu.
“Media harus selalu berpihak kepada korban, dengan cara memberitakan siapa pun yang menjadi korban kejahatan. Laki-laki atau perempuan, melampaui gender,” jelas mahasiswa manajemen pascasarjana IAIN Madura itu.
Jika hari ini media lebih banyak memunculkan narasumber laki-laki, lanjut Ongky, itu bukan karena media bias gender.
“Itu karena komposisi kekuasaan di birokrasi, organisasi, dan sejenisnya masih dikuasai laki-laki dan sebab itulah, narasumber pemberitaan lebih banyak laki-laki,” imbuhnya.
Dia mengajak agar kader Kopri mulai masuk ke berbagai sektor dimulai dari hari ini.
“Kesetaraan kemampuan harus ditunjukkan dan dimulai. Masih ditemukan perempuan takut dan tidak mau diwawancarai di media massa. Sikap demikian harusnya dihindari sehingga tidak ada dominasi laki-laki di atas perempuan dan melahirkan bias gender,” pungkasnya.(mj1/ky)