Pamekasan, mediajatim.com — Dewan Kesenian Pamekasan (DKP) menggelar Pasemowan Remona Reng Mekkasan di Pendapa Wabup Pamekasan pada 28-31 Desember 2024.
Kegiatan yang mengangkat tema “Budhaja Paseser” tersebut dihadiri para pegiat seni. Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat Mohamad Alwi.
Ketua panitia kegiatan Cahyanto menjelaskan bahwa acara tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas punahnya kesenian Madura, khususnya, di Pamekasan.
“Kami miris melihat banyak warga Madura yang lupa kesenian daerah seperti Topeng Ghetak, Sape Sono’, Saronen dan Tari Rondhing,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Kamis (2/1/2025).
Melalui kegiatan Pasemowan, katanya, pihaknya menginginkan masyarakat bisa lebih peduli terhadap pelestarian budaya yang menjadi tanggung jawab bersama.
“Seperti Saman, sudah jarang sekali ditemui para pelaku secara aktif melakukan rutinitas tersebut, maka perlu didengungkan kembali, agar para generasi muda tidak lupa,” katanya.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Proppo itu mengaku sengaja menampilkan Saman dan Tari Topeng agar para pelaku tetap semangat melestarikan kesenian Madura.
“Belajar dari pengalaman, Topeng Dalang itu asli Pamekasan namun karena tidak segera diusulkan sebagai warisan budaya tak benda, akhirnya menjadi milik Sumenep,” jelasnya.
Cahyanto berharap masyarakat meningkatkan kesadaran atas pentingnya melestarikan kesenian daerah untuk diwariskan kepada generasi muda dari waktu ke waktu.(rif/ky)