web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Berbagi Waktu Antara Bisnis dan Dakwah

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Tidak gampang berbagi waktu antara berbisnis dan berdakwah. Sebab dua hal tersebut, sama-sama membutuhkan ketepatan waktu. Dalam bisnis, waktu adalah uang. Meleset (waktu) sedikit saja, fulus bisa melayang. Di dakwah, disiplin waktu juga penting. Terlambat datang, jama’ah bisa meradang.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Namun bagi KH Badri Hamidi tidak ada yang sulit untuk menjalankan kedua profesi itu. Ia ya pebisnis, ya seorang dai. Bahkan sampai hari ini Kiai Badri, sapaan akrabnya, masih tercatat sebagai Sekretaris Ittihadul Muballighin (Persatuan Muballigh) DKI Jakarta. Karena itu, kedisiplinan waktu menjadi sangat penting bagi alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo itu.

Seperti yang terjadi pekan lalu, saat Kiai Badri mengisi pengajian di Graha Citra Mas bersama Gus Baiquni Purnomo. Malam itu begitu selesai memberikan tausiyah Maulid Nabi Muhammad SAW, ia langsung berangkat ke Surabaya, karena keesokannya harus terbang ke Banjarmasin untuk urusan bisnis.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000
IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Jika semua diniatkan ibadah, tidak ada rasa lelah. Semuanya bisa berjalan lancar,” ucapnya.

Baca Juga:  Kepala Kemenag dan Ketua DPRD Pamekasan Hadiri Peresmian Gedung Graha Insan Cita IAIN Madura

Menurutnya, bisnis adalah panggilan hidup. Sedangkan dakwah adalah panggilan jiwa. Bisnis memang dibuat dan diusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara menjadi dai, sering terjadi secara alami karena dibutuhkan masyarakat.

“Jika waktu keduanya harus bersamaan, maka saya memilih mengisi pengajian,” lanjutnya.

Kiai Badri memang tergolong sosok yang sibuk. Hampir tiap malam, ia mengisi pengajian di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan tak jarang, ia harus memenuhi undangan ceramah di luar Jakarta. Meski begitu, ia tak pernah melalaikan waktu untuk menjenguk orang tuanya di Bangsalsari, Kabupaten Jember. Demikian juga bisnis tambangnya, tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6