web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Dampak Covid-19, PKL di Terminal Situbondo Mengeluh Pendapatan Menurun Drastis

Media Jatim

MediaJatim.com, Situbondo – Dampak Covid-19 dirasakan betul oleh masyarakat tak terkecuali para pedagang kali lima (PKL) di Terminal Situbondo. Hal tersebut dirasakan pedagang sejak ditetapkan sebagai daerah zona merah penyebaran Covid-19.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Mereka mengeluh pendapatannya turun drastis semenjak pandemi virus Corona ini. Bukan hanya pedagang kaki lima saja tapi juga dirasakan pedagang yang dari bus ke bus menawarkan dagangannya atau dikenal dengan pedagang asongan.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Salah satu pedagang di Terminal Situbondo Sanami (53) mengatakan, ia pengalami penurunan omset jualan di atas 50 persen selama masa pandemi.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

“Sebelum adanya Covid-19, pendapatan kotor bisa sampai 250 ribu rupiah per-hari. Tapi sekarang turun drastis menjadi 50 ribu rupiah, itu masih pendapatan kotor. Alhasil, setiap hari saya harus ngutang sana sini untuk mencukupi kebutuhan saya dan anak-anak,” kata Janda beranak dua itu, Rabu (29/4/2020).

Baca Juga:  KDS Situbondo Tetap Buka, Pemkab dan APH Diduga Tebang Pilih

Selain itu, Sanami mengungkapkan, meskipun dirinya berstatus janda beranak dua, tidak pernah sama sekali tersentuh bantuan dari pemerintah baik pusat maupun daerah.

“Saya sudah 7 tahun lebih menjanda, jadi saya banting tulang sendiri. Masalah bantuan apapun, saya tidak pernah mendapatkan hanya pernah di data tapi tak kunjung jua mendapatkan bantuan dari program apapun,” ungkap Sanami.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Hal senada disampaikan pedagang rujak di Pinggir Terminal Yayuk (61). Ia mengeluh karena meski di tengah pandemi, pembayaran tempat sewa toko tahunan tidak ada penangguhan atau keringanan.

Baca Juga:  Dituding Lakukan Penyalahgunaan Dana Banpol, DPC Gerindra Situbondo Terancam Dilaporkan

“Saya kalau hari biasa pendapatan bersih bisa 150 ribu rupiah. Karena adanya pendapatan turun, pendapatan kotot hanya 70 ribu rupiah. Sedangkan biaya sewa tempat usaha tahunan sebesar 1 juta 250 ribu rupiah, tidak ada keringanan sedikitpun dari pemerintah,” keluhnya.

Hal tersebut sangat perlu kehadiran pemerintah daerah atau pusat untuk membantu terdampak virus Corona. Menurut Ketua Komunitas Perkumpulan Wartawan Pojok Terminal (Poter) Situbondo Mis Huri, pemerintah perlu memberikan bantuan secara khusus kepada para pedagang guna meringankan beban mereka.

“Saya harap Pemkab Situbondo harus turun langsung ke lapangan agar mengetahui keluhan dan tangisan para PKL yang terkena dampak dahsyatnya virus Corona ini, agar para pemangku jabatan mengerti bahwa semua program bantuan yang dicanangkan pemerintah banyak tidak tepat sasaran. Kondisi PKL yang seperti sekarang perlu dicarikan solusi khusus,” tegas pria yang biasa disapa Petrok tersebut.

Reporter: Frengky

Redaktur: Zul