web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Gus Zen: Bacabup Harus Bisa Jalin Kompromi

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Perkembangan politik di Jember semakin dinamis. Figur yang ‘mempromosikan’ diri sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati, semakin banyak. Ironisnya sebagian besar adalah tokoh NU. Akibatnya muncul kekhawatiran bahwa suara warga NU akan terpecah, sehingga sulit kader NU memenangkan pertarungan dalam Pilkada Jember 9 Desember 2020.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

“Logikanya memang begitu. Jadi semakin banyak tokoh NU yang ‘maju’ , maka semakin kecil kemungkinan tokoh NU bisa memenangkan Pilkada. Kecuali yang maju semuanya adalah tokoh NU,” ujar Wakil Katib Syuriyah PCNU Jember, H Zainul Hasan di kediamannya, Rambipuji, Jember, Selasa (21/7/2020).

Menurut Gus Zen, sapaan akrabnya, untuk mengatasi itu, sebenarnya tak terlalu sulit. Sesungguhnya politik adalah seni berkompromi. Artinya bagaimana mencari titik temu di antara sekian tokoh NU itu hingga mencapai kesepakatan yang sama-sama menguntungkan.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000
IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Ukurannya sama-sama menguntungkan itu apa? Ya kepentingan NU dan Jember harus dinomorsatukan, yaitu reformasi kepemimpinan lima tahun kedepan,” tambahnya.

Baca Juga:  Ledakan Petasan ke Mulutnya, Warga Bangorejo Ini Tewas

Ia menambahkan, Pilkada adalah perhelatan politik. Pesertanya merupakan politisi meski latar belakangnya bisa berbeda-beda, misalnya pengusaha, dosen, atau memang murni politisi. Permaian politik itu tidak kaku, fleksibel, tergantung kepentingan. Sehingga muncul istilah “dalam politik tidak ada kawan dan lawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi”.

“Jadi tidak bisa misalnya, seorang politisi bermain kaku, harus begini dan harus begitu sesuai dengan keinginannya. Seorang politisi harus punya jiwa seni. Kesuksesan seorang politisi itu, atau katakanlah bakal calon bupati (Bacabup), adalah tergantung dia dalam membangun kompromi untuk mencapai tujuan yang positif,” urainya.

Reporter: Ardiansyah

Redaktur: A6