WhatsApp Image 2024-09-06 at 12.09.54

Hendy: Jangan Bicara Kesejahteraan Jika Petani Dibiarkan Susah

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Jember – Indonesia adalah negara agraris. Karena itu, petani merupakan ‘profesi’ mayoritas di negeri ini. Demikian juga Jember, sebagian besar adalah petani. Namun sayang, nasib petani kurang diperhatikan. Keluhan mereka tentang kelangkaan pupuk bersubsidi dan harga produk pertanian yang anjlok misalnya, hanya menguap begitu saja. Seolah tidak ada yang peduli.

“Itu kenyataan selama ini. Petani susah, dan sering mengeluh tapi mengeluh kepada siapa?” ujar Calon Bupati Jember, Jawa Timur, H Hendy Siswanto saat berkampanye dalam Rapat Konsolidasi Pengurus Partai NasDem untuk Pemenangan H Hendy-Gus Firjaun di Desa Dusun Gebang, Desa/Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Senin (26/10).

Baca Juga:  Di Tengah Vaksinasi, Gubernur Jatim Dapat Hadiah Buku Sejarah Kiai Achmad

Menurut H Hendy, petani di Jember mencapai sekitar 80 persen. Maka kalau berbiacara tentang kemakmuran rakyar Jember, petani harus include di dalamnya. Dengan kata lain, siapapun tidak bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jember jika mengabaikan keberadaan petani.

Banner Iklan Media Jatim

“Ya petani harus diprioritaskan. Omong kosong dengan program apapun, tapi petani tetap susah mendapatkan pupuk bersubsidi, tetap susah untuk mendapatkan untung, dan seterusnya, ” terangnya.

Di bagian lain, H Hendy juga menyinggung soal tembakau. Menurutnya, selain kopi, tembakau Jember merupakan komoditas pertanian yang cukup terkenal hingga ke mana negara. Jember terkenal dan berjaya dengan tembakaunya. Tembakau bukan sekadar komoditas andalan Jember, tapi juga identitas kota suwar-suwir ini. Buktinya, logo Pemerintah Kabupaten Jember menggunakan daun tembakau. Tapi kejayaan itu kini haya menjadi certia manis masa lalu.

Baca Juga:  Zainuddin Amali Pastikan Golkar untuk Kholifah

“Ke depan mari kita bangun Jember melalui sektor pertanian. Kejayaan tembakau kita kembalikan. Petani wajib kita berdayakan. Jangan bicara kesejahteraan jika nasib petani dibiarkan,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: Sulaiman