MEDIAJATIM.COM | Jember – Peralihan status IAIN Jember menjadi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, menyembulkan harapan dari Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad. Harapan tersebut terutama terkait dengan pemberantasan radikalisme di dunia kampus. Sebab, saat ini gerakan radikal sudah merambah kampus, bahkan sejumlah perguruan tinggi negeri ditengarai telah tersusupi radikalisme.
“Harapan saya yang paling utama adalah agar UIN KHAS Jember bisa menjadi pelopor pemberantasan radikalisme di dunia kampus,” ujar Kiai Muhyid, sapaan akrabnya, di kompleks Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember Jawa Timur, Sabtu (5/6).
Menurutnya, meskipun secara kelembagaan, radikalisme sudah tak berdaya, tapi gerakannya tak pernah vakum. Mereka terus bergerak menyusupkan ajaran radikalnya dengan menumpang berbagai acara sosial dan keagamaan. Karena itu, pemberantasan radikalisme tidak boleh berhenti lantaran penyebar ideologi radikal juga terus jalan.
“Namun caranya tidak boleh radikal, tapi harus santun sebagaimana karakter Kiai Achmad Siddiq,” harapnya.
Kiai Muhyid lalu bercerita soal kelembutan Kiai Achmad Siddiq daam menyikapi suatu masalah. Saat orde baru berkuasa, seorang kiai ditahan di Lapas Jember karena persoalan politik. Masyarakat pun marah. Maka sejumlah kiai dan tokoh masyarakat mengadu kepada Kiai Achmad Siddiq, bahkan mereka mengajak dia untuk bersama-sama mendatangi Lapas guna memaksa petugas agar mengeluarkan kiai yang ditahan itu dengan cara apapun, bahkan kalau diperlukan, menjebol tembok penjara juga tak apa.
Namun cara tersebut tidak dikehendaki oleh Kiai Achmad Siddiq. Bukan karena tidak berani atau tidak mau membebaskan kiai tersebut dari penjara, namun karena berpegang kepada prinsip bahwa sesuatu yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula.
“Kiai Achmad hanya berpesan kepada orang yang mengajaknya untuk menjebol penjara: ‘bilang saja kepada kepada Kapolres, Dandim dan Kepala Lapas bahwa saya yang akan mengantikan kiai itu di Lapas’,” terang Kiai Muhyid.
Para tokoh masyarakat tidak jadi ‘unjuk rasa’ di Lapas, tapi pesan Kiai Achmad Siddiq sampai ke telinga pihak-pihak yang punya kuasa waktu itu. Dan akhirnya kiai yang ditahan dilepas oleh pihak Lapas.
“Maksud saya, cara-cara lembut yang ditempuh Kiai Achmad Siddiq dalam menangani masalah, patut ditiru. Semoga UIN KHAS Jember mampu melahirkan Kiai Achmad-Kiai Achmad Siddiq masa kini,” harapnya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: Sulaiman