web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Soroti Pembelajaran Daring, Mahasiswa UIJ Juara 3 Lomba Esai di UIN KHAS Jember

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Jember – Mohammad Imam Syafi’i layak berbangga. Pasalnya, esai yang dia tulis dan diikutkan dalam lomba yang digelar oleh HMPS KPI Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamd Siddiq (UIN KHAS) Jember akhir Oktober 2021, meraih juara tiga. Kendati bukan juara 1, tapi capaian tersebut patut diapresiasi. Sebab jangkauan lomba itu adalah mahasiswa se-tapal kuda.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Imam, sapaan akrabnya, adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum Universitas Islam Jember (UIJ). Dalam lomba bertajuk “Festival Jurnalistik, Lomba Esai, dan Video Reportase Mahasiswa se-Tapal Kuda” itu, Imam menyodorkan tulisan berjudul: “Pendidikan Dalam Jaringan karena Covid-19: Efektifkah?”

Dalam esai tersebut, Imam memaparkan bahwa sistem pendidikan dalam jaringan (Daring) yang diterapkan pemerintah untuk menghalau transmisi penyebaran Covid-19, mempunyai sejumlah kendala. Di antaranya adalah ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, keterbatasan sumber daya manusia untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet , dan relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran Daring yang belum integral.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

“Kendala-kendala semacam itu akan menghadirkan berbagai ketidakpuasan dari sistem pendidikan Daring selama pandemi Covid-19,” ujarnya di kampus 1 UIJ, Jalan Kiai Mojo Nomor101 Jember Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).

Seraya menukil pernyataan Mendikbud Ristek Dikti Ri, Nadiem Makarim, Imam menegaskan bahwa peran teknologi hanya sebuah pendamping dalam bidang pendidikan. Sedangkan guru “digugu dan ditiru”. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

“Teknologi hanya pelengkap pembelajaran, tugas utama guru sebagai pendidik, pembimbing dan uswatun hasanah, tak bisa digantikan oleh perangkat teknologi secanggih apapun,” pungkas pria asal Desa Andongsari Kecamatan Ambulu Jember tersebut.

Reporter: Aryudi AR

Redaktur: Zul