Dorong Mahasiswa Cinta Kitab Kuning, Fakultas Tarbiyah UIJ Gandeng Metode Al-Miftah

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Jember – Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ) membuat terobosan baru untuk meningkatkan ilmu dan wawasan keagamaan calon guru, khususnya di bidang kitab kuning. Yaitu menjalin kerjasama dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) untuk menyelenggarakan pelatihan membaca kitab kuning dengan metode al-Miftah Lil Ulum Sidogiri. MoU kedua lembaga itu diteken di sela-sela pelaksanaan Diklat Baca Kitab Metode al-Miftah Lil Ulum Sidogiri di aula kampus setempat, Ahad (28/11/2021).

Menurut Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ), Jasuli, kerjasama tersebut dimaksudkan untuk membekali calon guru dalam membaca kitab kuning. Sebab, guru agama ataupun dosen, tentu sangat membutuhkan referensi kitab kuning untuk memperluas wawasan keilmuannya.

“Intinya ini agar calon guru kita cinta kitab kuning, sehingga mau belajar membacanya. Karena di sini tidak ada materi kuliah kitab kuning, maka kami kerjasama dengan pihak lain. Kalau bisa membaca kitab kuning, ‘kan enak. Kalaupun tidak bisa sempurna, tapi paling tidak sudah punya bekal untuk memahami sedikit-sedikit,” jelasnya usai penekenan MoU.

Baca Juga:  Beasiswa Pemkab Sumenep Diperkirakan Telan Rp1 Miliar, 520 Mahasiswa Sudah Daftar!

Katanya, Faktultas Tarbiyah UIJ mempunyai tanggung jawab besar untuk mencetak guru yang tidak hanya cakap mengajar tapi juga bisa membaca kitab kuning. Sebagai kampus NU, jelasnya, mencetak alumni yang bisa membaca kitab kuning, adalah kewajiban moral.

“Paling tidak kami sudah memfasilitasi itu, silahkan dimanfaatkan,” ucapnya.

Alumnus Pondok Pesantren Maqna’ul Ulum Sukowono Jember itu menyayangkan adanya anggapan bahwa bisa membaca kitab kuning tidak perlu karena saat ini sudah banyak terjemahan kitab maupun al-Qur’an dan Hadits. Katanya, belajar ilmu agama tidak sesimpel itu. Tidak sekadar bisa membaca terjemahan lalu berhenti.

Baca Juga:  Ini Alasan Hendy-Gus Firjaun Layak Pimpin Jember

“Sebab terjemahan kitab itu, rata-rata tidak dengan syarahnya, sehingga pemahamannya dangkal, apalagi Al-Qur’an, kalau hanya baca terjemahannya, akhirnya banyak yang salah menafsirkan, jadinya bisa radikal,” urainya.

Sementara itu, Kepala Divisi Diklat IASS Kabupaten Jember, Ustadz Zubaidi Ilyas menyambut baik MoU tersebut. Katanya, metode al-Miftah Lil Ulum Sidogiri, tidak hanya diterapkan pesantren-pesantren Jawa Timur, tapi juga di luar Jawa, semisal Bali, Kalimantan, dan Sumatera.

“Di perguruan tinggi kami juga kerjasama. Bentuknya nanti diklat, dan sebagainya,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi AR

Redaktur: Zul