web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Pengajuan Gelar Pahlawan Trunojoyo sejak 1967 Belum Terkabul, Disporabudpar Sampang: Masih Dianggap Pemberontak!

Media Jatim
Trunojoyo
(M. Arif/Media Jatim) Pebabaran Trunojoyo, tempat peristirahatan dan kuburnya ari-ari Pangeran Trunojoyo di Jalan Pahlawan, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Sampang, Rabu (11/10/2023).

Sampang, mediajatim.com — Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Sampang telah mengajukan gelar Pahlawan Nasional untuk Pangeran Trunojoyo sudah sejak 1967 lalu.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Namun hingga saat ini, pengajuan gelar Pahlawan Nasional tersebut belum berbuah manis.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Kabid Kebudayaan Disporabudpar Sampang Abdul Basith menjelaskan gagasan pengajuan Pangeran Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional dilakukan sejak era Gubernur Jatim Mohammad Noer pada 1967 lalu.

“Di masa Soeharto keinginan tersebut diajukan ke Dewan Gelar di Jakarta, namun hingga kini belum membuahkan hasil. Sebab Pangeran Trunojoyo masih dikategorikan pemberontak,” ungkapnya, Rabu (11/10/2023).

Yang memang santer terdengar, tutur Basith, Panembahan Maduratna (julukan Pangeran Trunojoyo, Red.) sering dikategorikan sebagai pemberontak Kerajaan Mataram Islam yang waktu itu dipimpin oleh Amangkurat I.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Padahal pangeran asal Madura itu merupakan sosok yang sangat gigih sekali memerangi penjajah pada saat itu,” ujarnya.

Baca Juga:  Paksa Berhenti Pembangunan Tambak Garam, Warga Gersik Putih Adang Alat Berat Menggunakan Perahu

Saat ini, kata Basith, Disporabudpar tengah mencari dokumen literatur sejarah yang menerangkan tentang perjuangan Pangeran Trunojoyo melawan Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) alias Belanda pada 1646 silam.

“Naskah-naskah kuno yang menceritakan perjuangan Trunojoyo itu sangat dibutuhkan sebagai modal kami untuk mendukung gelar Pahlawan Nasional untuk Trunojoyo,” paparnya.

Basith menambahkan, kemungkinan literatur yang menyebutnya Trunojoyo sebagai pahlawan itu memang sulit ditemukan, sebab sejarah bergantung kepada penguasa.

“Tetap kami terus cari literatur sejarah kunonya, agar perjuangan para leluhur mempertahankan tanah air Madura, khususnya Sampang bisa dianggap positif bukan malah negatif di mata sejarah,” pungkasnya.(rif/faj)